Pagi itu  Sabtu, 30/5/2020 tepat 09.00 wita ferry meninggalkan pelabuhan. Kapal yang setiap harinya membelah laut sekitar kolonodale ini bergegas maju. Di atas kapal ferry menuju siliti itu segenap harapan menyembur dari raut wajah para penumpangnya.
Aku dan kawanku berbaur dengan penuh sumringah dibalut protokol covid-19. Sesekali masyarakat yang menumpang terdiri dari beragam usia dan asal desa itu, mengutarakan kenangan dan harapannya tentang anwar hafid.
"Kami ingat pak anwar pemimpin yang mengayomi, masyarakat  selalu diberikan solusi" ungkap salah satu ibu (50).
"Anwar Hafid petarung, saya yakin menang, waktu saya kuliah saya rasakan program pendidikan gratisnya" ungkap pemuda (30+)
"Pak anwar orang berhasil memimpin, buktinya saat periode kedua suaranya melambung tinggi"
ungkap orang tua lakilaki (60)
"Pak anwar singa podium, semi-semi soekarno"
ungkap ibu yang lainnya
"Pak anwar selalu memperhatikan semua agama dia orang nasionalis."ungkap perempuan yang satunya lagi.
"Kami berdoa Anwar Hafid menjadi Gubernur, ini saatnya pendidikan gratis dan kesehatan gratis hadir di sulawesi tengah" harap pemuda lainnya.
"Insha Allah kami bisa bertemu kembali pak Anwar Hafid, pemimpin yang kami rindukan selalu karena kepemimpinannya" harap lagi ibu yang duduk di sebelah sana.
Beragam ungkapan dan harapan itu meluncur bak air mengalir begitu saja. Sosok pemimpin yang dirindukan selalu dikenang dalam rasa. Rasa yang mendamba kelak Anwar Hafid diberikan kesempatan untuk memimpin Sulteng.
Alam dengan segala kekuatannya mempertemukan orang orang yang memiliki rasa dan harapan yang sama. Seperti itu mungkin aku menyebutnya pertemuan hari ini di atas kapal ferry dengan mereka. Senyum bergembira mereka tersimpul mendengarkan salam hangat dari Anwar Hafid.
Asiknya cerita kami hari ini membuat kami lupa 4 jam lebih sudah obrolan menyambut Harapan Baru Sulteng. Doa semua masyarakat morowali utara membersamai perjuangan ini. Morowali Utara merestui Anwar Hafid menjadi Gubernur. Aamiin.