Sampai dengan saat ini masih banyak orang miskin yang memiliki keterbatasan akses untuk memperoleh pendidikan serta kesehatan bermutu, hal ini disebabkan antara lain karena mahalnya biaya pendidikan dan kesehatan. Apalagi orang miskin memang tidak ada biaya untuk pendidikan dan kesehatan dikarenakan lebih mengutamakan biaya untuk makan.
Di sulawesi tengah masih ada 13.48 persen penduduk hidup dalam kemiskinan. Jumlah penduduk miskin per kabupaten di sulteng berdasarkan data BPS rilis februari 2020 :
1. Parigi Moutong 81.360 orang
2. Donggala 55.830 orang
3. Poso 39.920
4. Sigi 30.820
5. Tolitoli 30.790
6. Banggai 29.300
7. Palu 26.620
8. Touna 26.360
9. Buol 24.510
10. Morowali Utara 19.250
11. Banggai Kepulauan 17.540
12. Morowali 16.610
13. Banggai Laut 11.460
Untuk meringankan beban penduduk miskin di atas maka diperlukan kebijakan pemerintah yang membuka akses seluas luasnya pada pendidikan dan kesehatan bagi penduduk miskin. Salah satu kebijakan yang paling mendasar dan dibutuhkan masyarakat miskin saat ini adalah gratisnya pendidikan dan kesehatan.
Dengan gratisnya pendidikan dan kesehatan diharapkan penduduk miskin dapat merasakan layanan kualitas pendidikan dan kesehatan yang bermutu. Sehingga dalam jangka pendek beban masyarakat miskin dapat terpenuhi. Sedangkan dalam jangka panjang akan meningkatkan kualitas sumber daya manusia di sulawesi tengah.