Siapa yang punya kekuatan extra untuk menahan diri terhadap godaan yang satu ini?
Bayangkaaann..
Barang yang selalu diidam2kan lagi di-salee 'boo!
Kadang ngga tanggung2 pula potongannya, bisa sampai 70% 'boo!!
Terkadang malah ada yang lebih gila2an lagi berani mejeng angka 90%!!
Duuhhh.. Ingat2.. Harus tetap bernapaasss!!
Oohh.. Ooohh..
I do feel smart when I'm spending money on discounted items
Gimana nggaa..
Dengan jumlah uang yang sama, gua bisa mendapatkan lebih banyak barang 'boo, uhuyyy..
Mantaps bangets khan tuh?
Tapi then comes the following question which is quite disturbing :
Am I really that smart if I spent that amount of money on things I don't really need or want just in the name of sale?
Hmm..
Gua rasa setiap dari kita punya kelemahan akan hal2 tertentu.
Bisa berupa baju, tas, and sepatu for most women.
Kalau men mungkin bisa habis banyak di elektronik, or otomotif.
Belum lagi perhiasan, and oohh oohh cd and dvd.
And di sana lagi ada resto yang didiskon lhoo *sluurrpp*
Dan jangan lupakan bukuu..
Yupp..
I do think tiap orang punya 'kelemahan' mereka sendiri2.
And ho ho hoo..
Jangan salaaahh..
Pihak pemberi diskon pun bukanlah pihak yang bodoh yang mau menanggung rugi hanya demi mendapatkan banyak pelanggan yang membeli produk mereka.
Tentu saja semuanya telah mereka perhitungkan dengan seksama.
And ntah kenapa gua nganggap sebesar2nya potongan harga yang mereka berikan, itu pun mereka masih mendapatkan keuntungan walau kecil atau setidaknya break even point yang mana ngga untung tapi ya ngga rugi juga.
Beberapa waktu lalu ketika menemani cici gua belanja baju di sebuah departemen store ini, gua baru menyadari betapa diskon itu terkadang 'menjebak' and akhirnya bikin jiwa konsumerisme dalam diri kita menggelegak.
Tentu aja to make it works, we must have that consumerism soul within first, tapi ini perkara yang gampang karena tiap orang umumnya emang punya, tinggal dikasih perangsang dikits aja biar muncul ke permukaan, ahahaha :p
Kalau diliat dari program diskonnya yang dipejeng gede2 seeh lumayan menggiurkan.
Bagaimana tidak?
Karena hanya perlu belanja 150 ribu barang apapun, kita bisa mendapatkan potongan harga 50 ribu!!
Uhuyyy..
Mantaps bener khan tuh!
Jadi makin niat belanja donks?
Tapi ohohoho..
Jangan salah..
Itu ada tanda bintang yang bisa merubah segalanya lhoo!
Tanda bintang di pojok kanan atas yang biasanya ada keterangan di bagian bawah dengan huruf yang kalau perlu ditulis dengan ukuran yang memerlukan kaca pembesar untuk bisa membacanya dengan jelas.
Sebuah bintang yang umumnya bertuliskan :
Syarat dan ketentuan berlaku
There you go!
Ini yang harus diwaspadai!
And kalau perlu tanyakanlah dengan seksama sebelum membabi buta menyerbu tumpukan barang diskon, huehehe..
Tanda bintang yang baru mendapatkan kejelasan ketika struk belanjaan udah tercetak dan barulah sang kasir menjelaskan.
Selamat, Bu, karena Ibu telah berbelanja 150 ribu maka Ibu berhak mendapatkan potongan sebesar 50 ribu untuk pembelanjaan BERIKUTNYA dengan minimal pembelian 100 ribu.
Okayy.. Seems still this offers quite tempting khan 'boo!
Sebelum si kasir melanjutkan :
Potongan hanya berlaku untuk barang2 yang ada tanda birunya ya, Bu!
Ohohoho..
Okayy.. So berlaku hanya untuk limited item and ngga untuk semua barang.
Hmmpphhh..
Gua pun menemani cici gua kembali mengitari departemen store itu demi untuk tidak rugi 50 ribu (yang bahkan ngga ada di tangan itu lhoo!).
Pas dia lagi milih2 barang di tempat2 yang memasang tanda biru itu, I noticed something else.
Tungguu.. Tungguu.. Tadi dibilang musti belanja minimal berapa baru bisa dapat potongan 50 ribu? Ah yaa, 100 ribu ya?
Tapi coba dhe ubek2 seluruh departemen store kalau emang kerajinan, hahaha..
Kenapa?
Karena (un)surprisingly..
Ngga ada satu barang pun yang harganya tepat 100 ribu!!
Dengan semena2 banyak barang yang bertebaran dengan harga 99.900!
Yang mana kalau kita beli tuh barang ya ngga bisa dapat potongan yang 50 ribu itu donks karena khan belum memenuhi syarat!!
Lihat ke rak lain eehh 49.900, kalau beli 2 pun masih kurang 200 perak!!
Cici gua masih milih2 barang.
And dia tergoda ama baju seharga 249.900 ribu, dapat diskon 20% and kalau dipotong 50 ribu lagi maka hanya 'perlu' bayar 149.920!
Muraaahh khan, kalau diitung dari harga asal maka tuh barang artinya didiskon 40%-an lhoo!
Yeaaahh.. Right!!
Itu masuk kategori 'murah' kalau mang dari awal niat buat beli tuh barang.
Tapii..
Kalau beli itu cuman buat ngga 'rugi' and sayang 'menyia2kan' 50 ribu yang sebenarnya ngga ada itu maahh namanyaa..
Spending money unwisely!
Huahahaha :p
Berhubung cici gua kalau milih barang tuh rada belets karena harus diteliti bolak balik ada cacatnya apa kaga, gua kaga sabaran dhe nungguinnya.
Akhirnya gua menyeret dia pergi dan meninggalkan si 249.900 itu yang setelah diskon sana sini jadi 'cuma' 149.920 itu, huahahaha..
Gua bisa ngeliat dia sayang ngelepas yang 50 ribu ituu..
But then I said to her :
Look, you have got what you needed and wanted to buy here!
Kata gua sambil nunjukkin kantong belanjaannya dia.
Relain aja dhe 50 ribu yang sebenarnya ngga ada itu daripada you spend more money on things you actually don't really need (and want) to buy!
Huehehehe..
Gua rasa dia sempat sebel ama gua, hahaha..
Tapi gua khan pakai defense kalau gua masih belum terlalu fit pas nemenin dia belanja itu.
Kalau gua sampai pingsan pas nungguin dia ngubek2 and bolak balik tuh baju, siapa yang mau ngegotong gua?
Okayy.. Of course hiperbola bangets, mana mungkin sampai pingsan lah, ahahaha :p
Tapi acara belanja dengan dia itu lumayan menyadarkan gua akan sesuatu.
Mungkin kalau kasus di atas berlaku di toko buku, maka kemungkinan besar gua akan berasa sama seperti cici gua itu seeh, wakakakak..
Tapi ini khan bajuu, not my thing.
Jadi gua bisa dengan semena2 mengeluarkan komentar di atas buat cici gua itu, hihihi :p
Sebenarnya..
I do wonder..
Kenapa yaa orang bisa sampai segitu konsumtifnya?
Apa iya karena segitu demennya?
Okayy..
Gua emang demen baca.
And it's true I oftentimes lost control ketika Gramedia menggelar diskon 30% all items, wakksss..
I could hear the voices in my head that were screaming out loud these following sentences :
Ini peristiwa langkaa!! Belum tentu besok2 Gramedia menggelar diskon lagi! Makanya harus memanfaatkan kesempatan ini sebaik2nya! Ayoo, belanjaa.. Toh besok2 bakal puasa beli buku!!
Parahnyaa..
Kalimat di atas selalu berulang2 SETIAP KALI Gramedia menggelar diskon 30% all items.
Which is.. Quite often!
Wakakakakak..
Yoii..
Gua kayanya udah mulai bisa 'nangkap' pola diskon ala Gramedia.
Biasanya kalau baru buka cabang baru maka ngga lama bakal digelar diskon tuh.
Atau ngga pas cabang tertentu abis direnovasi pasti dhe gelar diskon juga.
Walau kadang 'momen'-nya suka mengada2 tapi konsumen maahh ngga peduli, yang penting diskooooonn!!
Uhuyy..
Kenapa gua bilang mengada2?
Hellooo..
Gramedia di CL itu udah lama kalee di-renovasi-nya!
Yang renovasinya masih gress itu di Gramedia Puri Indah Mall.
Jadi yaa menurut gua sih rada mengada2 kalau pakai embel2 relaunching atau renovation sale githu, secara udah lamaa githu lhoo direnov-nya, ahahaha..
But since I love discounts on books maka tentu saja gua ngga bakal protess kalau Gramedia mau ngadain diskon lha yauu..
Terserah dhe mau dinamain 'year-end sale', atau 'new year sale', 'mid-year sale', just as long it's SALE, ahahaha :p
Anywayy..
Back to konsumtif.
Iyaa.. Iyaa..
I love books!
And diskon2 Gramedia ini memungkinkan gua untuk membeli buku2 yang mungkin ngga bakal gua lirik kalau ga lagi diskon, hihihi..
And some of them are good.
Tapi banyak juga yang bikin kecele, sangkain bagus, ngga taunyaa.. Sering juga bikin nyesel udah baca :p
From time to time I'm wondering and questioning myself :
Do I need to have all these books I bought?
Terkadang gua ngerasa lebih pengen ngerasain that little sensation yang gua rasakan ketika menelusuri deretan2 buku di rak.
Menyusuri gang demi gang dengan buku2 di kanan dan kiri gua and sejauh mata memandang yang terlihat hanya buku dengan beragam ukuran, warna dan cover2 yang kadang lucu, aneh, nyentrik, eye-catching, etc.
Jari2 gua dengan bersemangat mengambil buku yang satu, kalau bagus masuk kantong belanjaan, kalau ngga ya taruh lagi ke rak untuk beralih ke yang lainnya.
I consider myself as an impulsive buyer.
Yess..
Buku2 yang begitu mengundang and terasa memanggil2 pas gua melayangkan pandang kepada mereka and I could hear whispers yang membujuk untuk membawa pulang buku2 itu..
Bukunya baguss lhoo!! Dijamin rugi dhe kalau ngga beli!
Kemarin gua baca di blognya Kobo, dia bahas nih buku and sepertinya ceritanya menarik, beli aahh..
Aiiiihh.. Covernya lucuu bangetss!! Cute dhe aww! Yukk, marii, memenuhi rak buku di rumah!
Semua 'happy sensation' yang gua rasakan ketika melihat tulisan 'diskon' itu lenyap pas bukunya udah kembali gua pegang sehabis membayarnya di kasir.
If I'm lucky enough, biasanya rasa senang itu masih berlanjut sampai ke rumah walau endingnya tetap aja belum tentu buku2 itu gua baca, wakakakak :p
I don't know about you.
But as for me..
Kegiatan 'belanja' buku itu jadi terasa lebih untuk fill up the hole in my heart.
I don't know how large the hole is karena sepertinya kok belum juga berhasil ditutup yaa, ahahaha..
Yaa, iya laahh, wong missing-nya di hal apa, ditambalnya pakai buku, ya jelas ga match!
Githu ya?
Jadi mustinya ditambal pakai apa donks?
Where should I find the missing piece kalau I don't know what's been missing these whole times?
Kalau dari apa yang pernah gua baca, gua dengar ataupun gua tonton seehh..
Pola konsumtif itu umumnya sebagai bentuk kompensasi atas ketidakpuasan yang kita rasakan.
We can always find any excuses to justify our doings!
Excuses macam gini nih :
Khan baru dapat bonus, boleh donks belanja baju satuu aja, toh udah lamaa juga ngga beli2 baju, stok baju di lemari udah abis!
*padahal lemari udah penuh sesak sampai ga bisa ditutup!*
Khan gua udah kerja keras sampai lembur2 hampir tiap malam, masa ngga boleh menikmati hasil kerja gua seeh?!
*lupa dhe ma niatan untuk nabung padahal itu alasan utama pindah kerja dari tempat lama ke kantor yang baru ini karena gajinya lebih besar tapi full of stress sehingga sebagai kompensasi yaa belanja donkss*
Mumpung lagi diskon, boleh donks sesekali nyobain makan di tempat bergengsi!
*and makannya jadi acara rutin bulanan karena tiap bulan credit card selalu menawarkan diskon menggiurkan di resto yang berbeda*
And so on.
Tapi coba dhe take time to slow down a bit, relax and look deep inside your soul.
Pasti ada suara kecil di sana yang mencoba memberi tahu kalau apa yang dilakukan itu salah.
And I do realize that kalau terus mengejar barang..
When is enough is enough?
Akan selalu keluar model teranyar, buku terbaru, ponsel yang lebih canggih and so on and on and on.
Tapi somehow gua ngerasa kalau terlalu ngikutin keinginan to have this and that..
Pasti itu karena kita merasakan ada sesuatu yang hilang dalam hati dan diri kita.
Hal yang kita dambakan itu semakin tenggelam di tengah tumpukan barang yang makin menggunung setiap kali abis pergi keluar buat 'menghirup' udara segar di mal or pusat perbelanjaan.
Ahahaha, menghidup udara segar kok di mal yaa? :p
And karena terlalu asyik berburu barang ini dan itu, kita ngga punya waktu untuk mencari tahu apa yang telah hilang dalam diri kita.
Yes, I do know we need clothes, bags, shoes, cellphones, etc.
Tapi do we really need that much?
Sedemikian banyaknya sehingga seringkali kita sampai lupa bahwa kita telah memilikinya?
Gua kadang suka menanyakan pada diri gua..
Apakah gua membangun identitas gua di atas kepemilikan gua akan benda2?
If all my belongings were gone.. What's left of me? Will I still be the same Indah?
Hmm..
Gua harap gua bisa dengan yakin menjawab pertanyaan di atas but I still need more time to figure out the answer.
I don't want to make my belongings as the foundation of my identity 'cause I know it's not right and it's a vulnerable one that can easily be swept away by strong winds or storms.
Well, I guess I need to question myself even more so that the answer I'm longing to know may finally come.
Sebagai penutup, be careful with credit cards karena yang namanya credit cards itu bisa bikin makin kalap kalau nih mata ngeliat kata diskon, ahahaha :p
Swipe your credit cards wisely, don't just use it and then hide the billings and get a temporary amnesia when the due date of payment comes, huahahaha ^o^
Tukang tagih sekarang kasar2 'boo! And the interests, oohh myy!!
Bisa buat makan bakso sampai eneq, wakakakak :p
Kenapa lagi ngomongin diskon malah ditutup dengan bakso yaa? :D
Baaaanggg, baksonya di-diskon juga ga neehh?
Ahahahaha :p
-Indah-
February 26, 2009