Di saat mata mereka yang berada di daratan utama terlelap pulas. Di saat jam biologis manusia memerintahkan untuk tidur, namun semua itu tidak berlaku untuk mereka – mereka yang mempunyai tugas 24 jam. Termasuk mereka para penjaga lampu suar teman setia lautan. Saat gelap gulita menerpa lautan dan gemuruh debur ombat seakan menantang nyali, mereka para penjaga menara suar harus bersiaga untuk memastikan lampu suar bekerja sebagaimana mestinya. Lampu tidak boleh padam dan tanggung jawab itu ada di pundak ringkih mereka. Pundak – pundak ringkih tempat bersandar ratusan nyawa nelayan dan puluhan kapal yang harus mereka pandu agar selamat bertemu daratan dan melepas rindu dengan keluarganya. Terkadang kerinduan itu jualah yang menguatkan bathin para penjaga mercusuar untuk segera bertemu dan berkumpul dengan keluarganya di daratan. Entah berapa bulan lagi…….
Kisah Penjaga Menara Suar Pulau Pelepas. Sudah sembilan bulan Misda dan Kusnoto (50 thn) berjaga di menara suar yang terletak di Pulau Pelepas. Pulau yang terletak 20 menit dari Pulau Nangka Besar. Selama itu pula mereka sangat akrab dengan yang namanya mie instan. Mie yang merupakan jatah bulanan mereka bersama beras. Mie yang menjadi lauk pokok selama ini. “To……….!” “Yo…ada apa Mis?” Kusnoto yang lagi asyik membetulkan mesin genset menoleh ke arah Misda. “Kiriman logistik sudah datang kan?” “Beres sayang….seperti biasa lengkap jumlahnya. 18 kilo beras dan 2 dus mie instang alias ada 50 bungkus. Jadi sampeyan satu dus dan saya jatahnya satu dus juga. Demikian laporannya sayang” canda Kusnoto. [caption id="" align="aligncenter" width="500" caption="Pulau Pelepas terletak 20 menit dari Pulau Nangka Besar (dalam lingkaran merah)"][/caption] Memang di pulau yang sepi ini Kusnoto dan Misda bagaikan sepasang kekasih yang berbulan madu. Entah bulan madu apa terpenjara, sebab dalam keseharian mereka berdua saja yang selalu bertemu dan bercengkrama. Sangat jarang melibatkan orang lain. Berbeda dengan rekan-rekan mereka yang berjaga di Pulau Lengkuas yang ramai dengan wisatawan. Pulau Pelepas — Pulau Nangka nama dalam peta navigasi — memang sangat jarang sekali dikunjungi wisatawan. Di samping letaknya yang cukup jauh dari daratan utama juga letak pulau yang berada di laut lepas. Sehingga ombak menuju Pulau Pelepas ini cukup besar. Hanya nelayan saja yang sering melintas dan beristirahat di pulau tersebut.
Dengan jatah 18 kilogram beras dan 50 bungkus mie instant untuk persediaan selama 3 bulan membuat mereka berdua harus pintar-pintar berhemat. Boros sama dengan kelaparan.
KEMBALI KE ARTIKEL