Di Pemilu 2019 ini para pensiunan Jenderal sibuk berebut panggung. Berbagai statement mereka lontarkan yang tak ayal kerap memicu naiknya suhu politik yang sudah panas semakin manas. Acap kali statement yang mereka lontarkan sangat tidak logis dan argumentatif. Bahkan cenderung bersifat agitatif dan propaganda.Â
Padahal tidak sedikit juga orang yang berharap Pemilu bisa menjadi instrumen pendidikan politik yang baik dalam membangun dan mengbangkan sistem demokrasi yang lebih Indonesiawi. Dengan demikian perbaikan ketatanegaraan akan tercapai dan kehidupan yang adil makmur terwujud. Demokrasi dianggap sebagai satu cara untuk memakmurkan dan mensejahtrrakan lehidupan rakyat.Â
Salah satu alat Demokrasi itulah Pemilu. Namun jika begini kejadiannya maka Pemilu menjadi Tujian (untuk merebut kekuasaan semata tanpa kelanjutan apa-apa. Dampak buruk perilaku para Jenderal pensiunan yang berebut panggung ini tidak hanya sampai dipemilu ini tetapi akan berimbas pada masa depan Kehidupan Demokrasi dan Kehidupan Bangsa dan Negara.Â
Generasi muda Indonesia akan semakin apatis pada Politik,Demokrasi dan Pemilu. Karakter Generasi Muda yang kokoh akan tergerus dan berubah menjadi goyah dan labil. Perilaku Para Jenderal yang berebut panggung bisa membekaskan kesan bahwa kesangsian terhadap muculnya militeristik kedalam kehidupan sipil akan kembali berlanjut.Â
Keteladanan,Patriotisme, Disiplinisme  para tentara dipertaruhkan padahal itulah sifat,sikap,watak dan kepribadian andalan para tentara yang tak dimiliki secara utuh elemen bangsa lainnya. Pemilu 2019 memang mengandung berbagai dinamika yang perlu diperhatikan secara seksama.