Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen

Galau Secukupnya

5 Maret 2012   17:23 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:28 99 0
Mulanya saya iseng alih-alih usil. Membuka-buka kronologi di sebuah facebook orang. Dari sana saya mendapati sebuah tautan tulisan dengan judul Senyum Secukupnya. Ini menginspirasi saya buat menconteknya. Karena saya beranggapan judul seperti itu cukup unik dan menarik.

Bukannya saya tukang contek. Meniru itu baik untuk sebuah kebaikan. Bukannya begitu? Apa lagi ini bisa sedikit memblokir laju galau yang sedang mendera saya. Semoga si empunya tautan dapat balasan yang pas. Ada yang bilang atm atau tiga n untuk menjadi ulung.

A adalah amati. T tiru. Dan M maksudnya modivikasi. Ini jurus lawas. Atau tiga n. N pertama niteni. Lalu nirokke. Dan selanjutnya Ngembangke. Bukannya saya bermaksud menggurui. Hanya membagi sedikit yang pernah saya baca. Kali aja Anda belum membaca. Kalau sudah ya untuk sekedar mengingatkan saja. tak ada ruginya. Apalagi kalau sedang dilanda galau tiada ujung. Laik saya. Mungkin akan berfaedah.

Saya yang galau adalah saya yang lupa cara untuk bersenang-senang. Selalu disibukkan dengan rutinitas itu melulu. Atau malah tak ada kesibukan sama sekali alias nganggur.(dot)com. Ini yang membikin saya pening tanpa musebab yang pasti. Tapi efeknya begitu nyata. Saya dibuat tak berdaya untuk melakukan apa-apa. Mengharubiru tragis. Tapi tak separah itu melulu juga.

Nyatanya kini saya bisa membagi pengalaman yang menimpa saya. Mungkin saja tak pelak muspro buat Anda di lain kesempatan. Aih, bukannya saya menghendaki Anda untuk menjadi galau. Hanya saja untuk sedia payung sebelum hujan. Kali aja bola liar kegalauan dioper ke Anda.

Jangan anggap saya orang yang amat parau. Karena banyak cetus ini itu. Tak ada tendeng aling-aling apa-apa. Kan ini semata niatan tulus saya untuk berbagi. Itu saja. tidak kurang dan tak lebih. Kalau kurang mohon dijangkepi. Kalau lebih, boleh Anda ambil.

Bayangkan saja. Saya yang berambut agak banyak. Dan ikal semrawut. Bahkan tumbuh menjuntai hingga dagu. Dan beberapa seperti disemai di janggut. Lalu mukanya kusut-ringsek. Mungkin Anda akan takut untuk sekedar menyapa. Nah, siapa yang mau mengalami kegalauan sedemikian itu. Tak ada yang mau tentu.

Sudah dulu saya basa-basi ini-itunya. Nanti bisa-bisa saya kelewat galau. Apa jadinya? Sekarang giliran Anda untuk berbasa-basi.Tapi ingat. Basa-basi secukupnya.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun