Meraba kehadiran Khodam diantara mekarnya Wijaya Kusuma
Malam yang hening, diiringi nyanyian jangkrik dan aneka serangga.
Aku terkesima memandangi mekarnya Sekar Wijaya Kusuma.
Yang konon pegangan Prabu Narayana yang menjalin kisah dengan Dewi Pratiwi.
Bunga yang disebut sebagai ratu malam itu menemani semedi wawas diri.
Aku orang biasa.
Kisah hidupku bukanlah lakon cerita Mudhune Sumpung Wijaya Kusuma.
Yang mengisahkan perjalanan ksatria bernama Narayana (Kresna) menjadi raja di Negara Dwarawati.
Sepekat malam adalah putih, seputih kain kafan Ibuku
Wijaya Kusuma memancarkan sinar kehidupan
Mencairkan kebekuan pikir
Mengenang jasa Ibu yang ukir jiwaku.
Kukenang nasehatnya lewat kuntum Wijaya Kusuma
Singkirkan aluamah, empunya nafsu serakah
Padamkan amarah, penimbul nafsu marah
Kendalikan Supiah, perangkai cinta duniawi
Peluk Mutmainah, pemilik ketenangan batin