Seperti biasanya, di rumah besar yang hanya dihuni oleh tiga orang nampak mulai hangat dengan perbincangan pagi. Udara hari itu cukup hangat, diselingi suara merdu burung-burung kecil yang berloncatan di antara pepohonan buah belakang rumah. Kali ini pendidikan yang menjadi bahan pembicaraan. Tiba-tiba, sang ibu mengusap air matanya. " Keterlaluan...sungguh keterlaluan..... ", suara mulai parau. Anak laki-lakinya mengelus punggung ibunda. " Sudahlah bu... jangan memaksakan diri berpikir terlalu jauh. Toh Ibu tak menyumbang kesalahan atas kerusakan dan tragedi  yang tengah dialami oleh masyarakat kita. Bahkan sebaliknya. Pengorbanan Ibu sangat sulit diukur dengan nilai apapun ", kata anak lelakinya.
KEMBALI KE ARTIKEL