Begitulah hasil update hasil polling per tanggal 12 Juli 2011 pkl 04.30. Kita cukup maklum bila ketua-ketua partai semacam Surya Darma Ali, Wiranto, Muhaimin Iskandar, bahkan Hatta Radjasa sekalipun tidak begitu banyak mendaat dukungan. Yang agak mengagetkan, ketua umum tiga partai besar seperti Anas Urbaningrum, Aburizal Bakrie, dan Megawati pun hampir pasti akan terlempar dari polling tahap berikutnya. Mereka kalah populer dibandingkan misalnya dengan Anis Baswedan, Joko Widodo, dan Prabowo Subianto.
Hasil update polling (yang bisa dihitung sendiri oleh voters atau melihat catatan page tsb) menunjukkan, dari dari 2.733 yang menyukai page, 2.120 di antaranya ikut memilih. Per 12 Juli 2011, Hidayat Nur Wahid dari PKS menduduki posisi teratas dengan 887 suara (42%), disusul Sri Mulyani Indrawati dengan 554 suara (26%), dan Mahfud MD dengan 181 suara (8,5%).
Kejutan terjadi ketika Hutomo Mandala Putra yang mendirikan Partai Nasional Republik menyodok ke posisi empat dengan 113 suara (5%), baru diikuti Jusuf Kalla dengan 73 suara (3%). Tommy mendadak melejit menyalip Jusuf Kalla dan menyingkirkan Anis Baswedan dari posisi lima besar. Sayang, posisi Tommy tersebut diraih dengan upaya tidak fair dari para pendukungnya yang menggunakan “akun siluman” berupa page kosong.
Hasil Polling Capres 2014 di atas memang masih bersifat sementara, namun trennya sudah agak sulit berubah, kecuali dengan usaha ekstra masif untuk menggerakkan pendukung memilih sampai mengubah ‘konstelasi’ polling. Apa kesimpulan sementara yang bisa diambil dari hasi polling yang rencananya akan berlangsung hingga akhir tahun 2011 tersebut?
1.Pendukung Hidayat Nur Wahid/PKS memang terbilang merajai dunia maya. Kalaupun tidak dibilang merajai, setidaknya mereka memiliki infrastruktur penggalangan dukungan yang solid dan mampu bergerak cepat. Ini yang tidak dimiliki bahkan oleh partai-partai besar yang pendukung riilnya justru jauh lebih besar daripada PKS.
2.Pendukung Sri Mulyani Indrawati ternyata juga cukup besar jumlahnya di dunia maya. Tampaknya, khusus di dunia maya hanya Sri Mulyani saja yang mampu bersaing dengan Hidayat Nur wahid. Mahfud MD yang belakangan begitu populer pun hanya mampu menguntit di poisisi ketiga dengan selisih suara yang sangat jauh.
3.Partai-partai besar seperti Partai Demokrat, Partai Golkar, dan PDIP tampaknya harus bekerja lebih keras lagi untuk bisa diperhitungkan di dunia maya. Figur-figur partai tersebut, seperti Anas, Ical, Megawati, bahkan calon penerusnya Puan Maharani seperti tidak berdaya. Suara mereka sangatlah kecil dan kalah jauh bersaing jumlah dengan komentar para Facebooker dalam polling tersebut. Susahnya, komentar-komentarnya justru bernada sangat kritis.
4. Dari segi kesiapan struktur dukungan di dunia maya, PKS yang berhasil mengikuti pemilu beberapa periode pemilu, tampaknya akan selalu dibayang-bayangi oleh pendukung Sri Mulyani Indrawati dan Mahfud MD. Khusus untuk pendukung Sri Mulyani Indrawati melalui SMI Keadilan dan Partai SRI perlu diperhitungkan.
Mengapa harus diperhitungkan? Ya, sebab para pendukung Sri Mulyani ini termasuk yang paling serius menggunakan segala perangkat media sosial untuk menggalang dukungan ke masyarakat. Dan, hanya dalam waktu empat bulan saja bersosialisasi (sejak Februari 2011), sementara posisi sistem organisasi yang tengah konsolidasi, namun mereka sudah mampu menyodok di posisi runner up. Bandingkan dengan ormas/partai Nasdem yang juga sedang berusaha keras membangun infrastruktur dukungan di dunia maya sejak tahun lalu. Namun, suara pimpinannya (Surya Paloh atau Sultan HB X) tidak terlalu signifikan.
Rentang polling capres ini masih panjang dan tampaknya masih sangat mungkin terjadi kejutan-kejutan berikutnya. Walau polling semacam ini lebih sebagai hiburan semata, namun tak jarang debat atau diskusi yang terjadi di bawah foto-foto kandidat tertentu terasa sangat mencerahkan. Ini menjadi ajang pembelajaran demokrasi yang menarik. Selamat mengikuti.[tj]
* ·Polling Pejabat Tercantik di Indonesia.