[caption id="attachment_252256" align="alignleft" width="500" caption="Tidak ada peristiwa besar tanpa pemberitaan"][/caption] Apa kelemahan hacker Indonesia selama ini dalam menjalankan aksi-aksinya? Saya sudah menemukan; pemberitaan aktivitas di media massa. Merujuk kepada aksi teman-teman Hacker Merah Putih (saya menyebut demikian karena konteks nasionalisme & patriotisme mereka) 31 Agustus 2010 lalu, saya tidak menemukan beritanya di berbagai media mainstream nasional. Memang, kita bisa dengan mudah menemukan gaung aksi mereka melalui forum-forum diskusi, blog, grup-grup di Facebook, di Twitter, atau di situs-situs berita online. Tetapi di media cetak? Nyaris tidak ada gaungnya.Kalaupun ada, itu hanya sebaris kalimat saja dan tidak menunjukkan masifnya serangan para hacker Indonesia ini. Apakah ini suatu kerugian? Menurut saya iya. Mengapa? Sebab, aksi para hacker ini (disadari atau tidak oleh pelakunya) ditujukan untuk mendapatkan suatu efek tertentu; entah itu kesadaran masyarakat atas keberadaan para hacker hebat ini, entah itu pressure untuk malaysia, entah untuk menggalang rasa nasionalisme, untuk membangkitkan kembali rasa bangga terhadap ndonesia, dll. Dengan kata lain, aksi itu tidak ditujukan untuk sebuah kesia-siaan. Wacana hacker dunia dipenuhi oleh nama-nama legendaris semacam Jonathan James, Adrian Lamo, Kevin Mitnick, Kevin Poulsen, Robert T. Morris, dll. Siapa yang membesarkan mereka? Media massa dan tentu saja komunitas mereka sendiri. Apa dampak penggaungan oleh media massa a.k.a. journalist? Sosok mereka menginspirasi ribuan hacker lainnya. Itu poin terpentingnya. Karena itu, saya punya pemikiran untuk para hacker Indonesia ini supaya selain mahir dalam meretas, setidaknya perlu ada (di antara komunitas mereka) yang bisa menjalin hubungan baik dengan para jurnalis. Minimal, kelompok-kelompok hacker ini harus bisa memberitakan aksinya dengan kualitas berita media. Contoh, selain bisa merilis daftar situs yang di-hacked, akan lebih menarik pula jika disertai keterangan tentang situs apa saja yang dihacked, lengkap dengan sisi penting dari situs-situs tersebut. Jangan sampai jumlah yang memukai itu tidak diimbangi dengan kualitas target serangan. Nanti mirip menjatuhkan bom di tanah kosong, bukan di target-target vital. Apapun, langkah-langkah hacker Indonesia yang concern terhadap harga diri bangsa tetap harus kita apresiasi. Kita atau lebih tepatnya saya pribadi berharap, masih ada sebagian hacker yang mau peduli dengan sisi taktis sebuah serangan, yaitu terkait pengabarannya. Sebab, kebesaran hacker Indonesia (untuk yang peduli maupun tidak), sedikit banyak dipengaruhi oleh catatan-catatan aksi yang mereka lakukan. Dan sebagian tugas itu dilakukan oleh kalangan jurnalis. (tj)
KEMBALI KE ARTIKEL