Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen Pilihan

Amarah Bah Ming

5 September 2023   11:02 Diperbarui: 5 September 2023   11:11 183 5
"Jangan lagi deh kalau mancing ketemu Bah Ming, kemarin abis aku deh dipelototin," ujar Bagas seraya mencomot pia pia.


"Iya aku juga diomelin ketika mendapatkan ikan,"sahut Radit menimpali.


"Memang kenapa kalian dimarahin Bah Ming?" Tanya Ua Ijah pemilik kantin sekolah.


"Itu lho Ua, kemarin kami mancing di Cipager, terus melihat Radit banyak mendapatkan ikan,Bah Ming sepertinya tak senang," jawab Bagas.


"Dasar Aki aki tukang ngambek, nggak pernah berubah dari dulu, suka marah marah,ujar Ua Ijah.


"Ua apa benar di Cipager itu ada Lilin Samak, Jurig Cai penunggu sungai Cipager kata Bi Odah, bener nggak sih?" Tukas Tolib ingin tahu.


"Yang Ua Ijah dengar dari orang orang tua di Rajawetan sih begitu. Siapa pun akan apes bila bertemu Lilin Samak, yang di incar adalah anak anak yang main di Cipager, begitulah yang Ua dengar," papar Ua Ijah serasa meletakan Pia pia di wadah saji.


"Waduh bisa gawat nih jika main ke Cipager, apalagi Lilin Samak malah mengincar anak anak,ngeri," keluh Gopar dengan suara pelan.

"Menurut Ua sih, lebih ke hati hati saja kalau bermain."

Ke empat sahabat mengangguk tanda setuju dengan ucapan Ua Ijah, karena waktu istirahat sudah berakhir, mereka pun meninggalkan kantin setelah membayar makanan.Mereka pun menuju kelas VI, kemudian terdengar panggilan dari Saputra, mengingatkan mereka bahwa nanti sore untuk latihan sepak bola.


"Jangan lupa di semi final kita bakalan ketemu SD Pancalang, aku lihat mereka tim yang kompak saat bertahan atau menyerang," ujar Saputra.


"Bek tuh jangan kelupaan ke belakang setelah menyerang," jawab Radit.


"Beres itu mah Dit, kalau bisa sih kita ke final dan ketemu SD Mekar Jaya, kita balas kekalahan di babak penyisihan kemarin," timpal Tolib.


Radit dan Neng Dewi pulang bareng setelah bel berdentang pertanda pelajaran telah selesai. Mereka tengah asyik membicarakan serunya mancing dan bermain di Pangaduan, namun ketika sedang berjalan, ada suara yang memanggil mereka, ketika ditengok, ternyata Bah Ming! Raut mukanya tak bersahabat, tangannya menenteng pancing.


"Heh maneh, awasnya kalau mancing lagi di Pangaduan," tuding Bah Ming tanpa basa basi.

"Lho kenapa Bah, tiba tiba marah? Kalau mancing mah bebas bebas saja," jawab Radit menjawab sopan.

"Pokoknya kamu jangan mancing lagi disana,lagi pula apa kamu tidak takut Lilin Samak si Jurig Cai yang suka dengan anak anak ketika bermain Cipager," ketus Bah Ming.


Terlihat Bah Ming menatap tajam Radit, tadinya ia ingin membalas omelan lelaki tua yang tiba tiba marah padanya, namun melihat wajah galak Bah Ming, hati Radit keder juga.Apalagi Neng Dewi menarik tangannya agar menjauh, dengan gerak terpaksa ia pun mengikuti langkah Neng Dewi.


"Dasar orang aneh ujug ujug marah marah begitu sih,"cibir Neng Dewi dengan mimik kesal.


"Benar juga yang dikatakan Ua Ijah di kantin tadi,Bah Ming galak pisan.Apa mungkin masih kesal ya karena kemarin kita dapat ikan yang banyak," ujar Radit.


Ketika sore hari untuk memulai latihan,Radit mencari Gopar dan Tolib dan Bagas,buru buru ia menghampiri mereka.


"Tahu nggak sih gaes, tadi ketika pulang sekolah, ketemu dengan Bah Ming, eh orangnya marah marah dan mengancam agar tidak mancing lagi di Cipager,"lapor Radit kepada tiga temannya.


"Kok gitu sih, emangnya Cipager punya keluarganya apa,"dengus Gopar sebal.


"Jadi kocak begini ya," sahut Tolib.


Radit mengangkat bahu, ia pun tak mengerti, Tolib dan Gopar geleng geleng kepala, antara percaya dan tidak akan sikap arogan Bah Ming, bahkan pakai ancam ancaman segala. Padahal sungai Cipager bukan punya milik pribadi, tapi kok ada ya orang yang nggak ngebolehin mancing di situ.


"Soal Bah Ming biarin deh dia mau ngomong apa, tho Cipager bukan punya dia, yuk kita fokus latihan saja," ajak Bagas.


Akhirnya ke empatnya memasuki lapangan dan mencoba melupakan ancaman Bah Ming. Radit berlatih menerima bola bola atas, saat kalah melawan SD Mekarjaya, empat gol yang terjadi berawal dari bola bola atas yang susah di antisipasi.


Sedangkan Gopar dan Tolib mulai semakin padu untuk mengoper bola, lawan SD Pancalang perlu persiapan matang, mereka dikenal dengan permainan bola bola pendek. Untuk kali ini baik Radit,Bagas,Saputra,Gopar dan Tolib, tak ingin menyia nyiakan kesempatan bertanding di semi final, tekad mereka adalah maju ke final dan membalas kekalahan dari SD Mekar Jaya.


Di sudut yang tak terlihat oleh Radit dan kawan kawan, ada sepasang mata yang terus memperhatikan mereka, dia adalah Bah Ming! Bagi lelaki tua itu, kehadiran Radit beserta teman temannya di Cipager, sangat menganggu. Apalagi kemampuan memancing Radit kemarin, bikin Bah Ming merasa jengkel.


Sebagai orang yang sangat tahu seluk beluk Cipager,Bah Ming merasa dikalahkan oleh bocah bocah ingusan, jangan sampai reputasinya sebagai jagoan pancing ternoda oleh ulah anak anak SD, setelah dirasa cukup mengawasi kegiatan mereka,Bah Ming meninggalkan tempat latihan Radit dan teman temannya.


Neng Dewi,Titin dan Maya melambaikan tangan ke arah Radit, anak anak cewek ini memberi dukungan di pinggir lapangan.


"Ayo Dit tangkap bolanya jangan sampai lepas," teriak Titin memberi semangat.


"Awas jangan kebobolan lagi di pertandingan nanti," ujar Maya serasa terkekeh.


Radit dan kawan kawan tersenyum melihat antusias dukungan anak anak cewek, apalagi ternyata mereka membawa makanan ringan serta minuman.

"Untung kalian datang, haus banget nih,"ujar Saputra sambil memegang leher.


"Iya dong,kami pasti dukung kalian kok, tahu nggak sih, ketika tim kita kalah lima kosong,sedih banget liatnya," ucap Titin.


"Mudah mudahan si Radit nanti pas tanding, nggak ketiduran di depan gawang,"seloroh Neng Dewi.


Semua tertawa, hanya Radit sedikit manyun, ia tidak marah dengan gurauan teman temannya. Radit berjanji, untuk pertandingan nanti bisa menjaga gawang dengan baik agar tidak kebobolan. Bersiap agar saat di pertandingan semi final mampu mengalahkan lawannya.


Suasana latihan semakin seru ketika Neng Dewi menceritakan pengalamannya bersama Radit,saat pulang sekolah dihadang di tengah jalan oleh Bah Ming. Hampir hampir ia menangis karena di pelototin oleh Bah Ming.

"Semoga nggak lagi lagi ketemu Bah Ming, aku benar benar takut melihat dia matanya melotot galak," imbuh Neng Dewi.


"Ada ya ternyata orang segemblung itu, marah nggak jelas,ngomelin bocil semaunya," dengus Titin jengkel.


"Mungkin Bah Ming naksir kamu tuh," goda Saputra tertawa kenceng.


Neng Dewi misuh misuh mendengar seloroh Saputra, kontan mereka pun tertawa bersama, suasana latihan menjadi riuh dengan tawa canda. Sore hari yang menyenangkan bagi anak anak kampung, mereka kompak saat bermain ataupun belajar di kelas.


"Ancaman Bah Ming kita lupakan dulu, nggak penting juga sih bagi kita, yuk fokus saja ke pertandingan nanti ya," ajak Bagas.



Keterangan:

Aki aki(Bhs Sunda)= Kakek kakek
Maneh(Bhs Sunda)= Kamu

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun