Mohon tunggu...
KOMENTAR
Foodie

Jengkol dan Petai Punya Cerita

4 Januari 2012   08:01 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:21 1366 0

Dalam narasi kuliner pertkotaan jengkol dan petai barangkali tidak pernah masuk hitungan. Ya, maklum saja kedua jenis benda memang tidak seksi diangkat ke layar kuliner. Dunia kuliner Indonesia akhir-akhir ini mengalami komersialiasi yang luar biasa dengan kelas menengah sebagai konsumen utama. Jadi rasa-rasanya kurang elegen jika mengangkat jengkol dan petai ke dapur kuliner kelas menengah.

Namun bagi penggemarnya seperti saya, rasa – rasanya harus mengucap syukur kepada Tuhan karena telah menciptakan sayuran bernama jengkol dan petai. Sebagai lauk keduanya sangat memanjakkan lidah penggemarnya. Tidak peduli bau tidak sedap yang ditimbullkannya. Bagi penggemarnya jengkol dan petai adalah dewa penolong nafsu makan. Di saat nafsu makan berkurang jengkol dan petai menjadi doping yang memacu nafsu selera makan.

Selama ini jengkol dan petai menjadi lauk andalan di meja makan masyarakat kelas bawah. Apalagi ketika harga-harga kebutuhan pokok seperti ikan, telur, ayam, atau daging mengalami kenaikan. Jika sedang bokek atau persediaan uang sudah menipis, makan cukup ditemani jengkol atau petai. Ditambah lauk lain lain seperti ikan asin atau tempe, maka ditanggung makan akan nikmat dan lahap. Mengolahnya juga mudah, bahkan keduanya yang masih muda bisa langsung dilalap. Selain untuk lalapan petai juga bisa menjadi bahan campuran sambal goreng atau penyedap sayuran, atau ditumis dengan ikan peda, rasanya dijamin maknyos. Sementara untuk jengkol bisa diolah lebih variatif, bisa digoreng, disemur, balado atau rendang.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun