Jangan bilang Anda pengurus PSSI, pendidik-pegiat-pembina sepak bola akar rumput Indonesia, bila tak memahami sejarah SSB di Indonesia.(Supartono JW.28062022)
Catatan sejarah tentang Sekolah Sepak Bola (SSB) di Indonesia, kira-kira siapa yang masih menyimpannya? Mungkin ada pihak atau media massa yang punya catatan tentang sejarah SSB di Indonesia?
Tetapi, saya dapat memastikan bahwa nama SSB secara resmi digaungkan di Indonesia oleh PSSI di tahun 1999. Ronny Pattinasarani-lah yang saat itu memastikan bahwa nama SSB harus dimunculkan secara resmi oleh PSSI. Hal ini terungkap dalam diskusi intens saya dengan beliau di ruang kerjanya, Ruang Direktur Pembina Usia Muda PSSI, Senayan, Jakarta. Jadi, saya punya arsip sejarahnya secara lengkap dan sudah terpublikasi di artikel-artikel saya sebelumnya.
23 tahun usia SSB sejak digaungkan
1 Juli 2022, genap 23 tahun sejarah awal digaungkannya nama Sekolah Sepak Bola (SSB) di Indonesia secara resmi oleh PSSI. Sebab, tanggal 1 Juli 1999, adalah pertama kalinya nama SSB resmi diperkenalkan oleh PSSI melalui perhelatan turnamen sepak bola antar SSB dalam event bernama "Matahari Kid's Soccer Tournament" (MKST).
MKST dibagi dua sesi. Pertama, Workshop tentang SSB pada 1-2 Juli 1999. Kedua, Turnamen SSB diselenggarakan pada 3-11 Juli 1999.
Workshop tentang SSB dipimpin langsung oleh Direktur Pembina Usia Muda PSSI, Ronny Pattinasarani, menghadirkan praktisi sepak bola nasional seperti Risdianto dengan peserta 16 manajer dan pelatih SSB peserta MKST yang dipilih dan diundang oleh PSSI.
MKST adalah hasil kolaborasi kerjasama antara PSSI, PT Matahari Department Store, Tbk, Tabloid Go, dan Gelanggang Mahasiswa Soemantri Brojonegoro (GMSB) Kuningan, Jakarta.
MKST pertama-terakhir dan SSB pelopor
Andai Agum Gumelar tidak menjabat Ketua Umum PSSI ke-12 Periode (1999-2003) dan Direktur Pembina Usia Mudanya bukan Ronny Pattinasarani, saya yakin, MKST tidak pernah ada. Tidak akan akan ada catatan sejarah digaungkannya wadah SSB di Indonesia. SSB tidak diakomodir, tidak dianggap ada, dan tidak diakui keberadaannya oleh PSSI.
Beruntung, Indonesia memiliki sosok Agum Gumelar dan Ronny Pattinasarani, sehingga Indonesia yang dikenal oleh dunia sebagai negara yang rakyatnya dikenal sebagai salah satu pecinta sepak bola terbesar di dunia, mampu menacapkan kisah manis tentang sepak bola akar rumput dengan PSSI mengakui keberadaan SSB sebagai kawah candradimukanya pondasi sepak bola nasional demi terbentuknya Timnas Indonesia yang handal.
Langkah PSSI di bawah Agum, mengakui keberadaan SSB sebagai bagian dari piramida pembinaan sepak bola nasional, didukung seratus persen oleh PT Matahari Department Store, Tbk sebagai sponsor utama yang mendanai MKST, sementara Tabloid Go menjadi partner media olahraga resmi, dan GMSB Kuningan, Jakarta mendukung sarana tempat acara dan Stadionnya.
MKST yang digagas oleh PSSI dengan dukungan stakeholder terkait, termasuk oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, penyelenggaraan pun dipersiapkan matang. Pemilihan 16 SSB peserta digodok oleh Ronny Pattinasarani.
MKST yang dijadikan pilot project untuk turnamen, karena diselenggarakan perdana di Jakarta, maka pesertanya dipilih 16 SSB di Jabodetabek. Para peserta SSB yang dipilih, juga memiliki waktu untuk menyiapkan diri menghadapi MKST, karena MKST diselenggerakan secara terstruktur, terprogram, dan matang.
Menariknya, ternyata 16 SSB terpilih yang mewakil Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi, dan Depok, belum seragam menggunakan nama SSB, masih ada yang tetap berlabel FC.
Demi penyeragaman, karena peserta turnamen belum semua bernama SSB, dan masih berbentuk klub, ditambah nama SSB belum familiar, maka Ronny menyeragamkan 15 tim menjadi berlabel SSB, kecuali ASIOP Apacinti.
Berikut adalah SSB yang terpilih dalam turnamen perdana yang berlangsung di Stadion GMSB Kuningan, Jakarta, 3-11 Juli 1999 dan mencatatkan sejarah sebagai SSB yang mengikuti turnamen SSB perdana secara resmi yang digelar oleh PSSI, yaitu:
ASIOP, Bina Taruna, Mutiara Cempaka, Sukmajaya, Gala Puri, Bekasi Putra, Pelita Jaya, Jayakarta, BIFA, Pamulang, Harapan Utama, Bintaro Jaya, Bareti, Camp 82, Depok Jaya dan Kemang Pratama.
Dari 16 SSB peserta turnamen SSB resmi tersebut, dapat dilihat, hingga kini setelah 23 tahun, mana SSB yang masih hidup dan bertahan. Namun, yang pasti, itulah 16 SSB cikal bakal yang melahirkan SSB menjamur di Indonesia. Itulah 16 SSB Pelopor di Indonesia.
Akronim Jabodetabek
Ada kisah menarik terkait MKST ini. Saat itu Kota Depok belum menjadi anggota akronim Jabotabek karena baru terpisah dari Kabupaten Bogor, hingga akhirnya saya mengusulkan lahirnya akronim Jabodetabek melalui artikel di Harian Warta Kota, Kamis, 11 Mei 2000.
Dalam artikel saya tulis, karena Depok menjadi Kota sendiri, ada 4 model akronim, yaitu: Dejabotabek, Jadebotabek, Jabodetabek, dan Jabotabekde.
Sebab Kota Depok pecahan dari Bogor, maka yang tepat akronimnya adalah Jabodetabek. Selepas itu, Akronim Jabodetabek pun menghiasi media massa.
Tak disentuh lagi
Mengingat catatan manis MKST, sebagai saksi sejarah, saya sedih dan prihatin. Karena MKST sebagai turnamen SSB resmi pertama yang dihelat oleh PSSI dalam rangka menggaungkan nama SSB, tak pernah disentuh lagi. MKST pun menjadi turnamen resmi SSB terakhir yang diselenggarakan oleh PSSI,