Sayang, STy adalah STy, yang tetap dengan pendiriannya, mau menyulap Timnas U-19 ala STy, meski materi yang ada di Kroasia lebih mendukung untuk skema 4-3-3.
Dilema rotasi pemain
Selain ego yang keras, menyoal pakem, STy juga sangat jelas lebih fokus membentuk skuat utama, meski di Kroasia ada 28 pemain yang dibawa.
Akibat minimnya para pemain pelapis diberikan kesempatan bermain, maka saat akhirnya beberapa pemain mendapatkan kesempatan turun merumput, terlebih saat STy merotasi sekaligus banyak pemain, maka keseimbangan tim langsung nampak pincang. Pemain yang jarang diberikan kesempatan merumput nampak sulit dan tidak langsung nyetel dengan pemain yang sudah turun reguler.
Ini sangat disayangkan, sebab ada 28 pemain yang ikut TC, namun pemain pelapis hingga laga ke-10 di Kroasia, atau laga ke-16 secara keseluruhan, masih tidak nyetel dengan bayangan skuat utama.
Seharusnya, dengan TC yang sudah cukup lama dan banyak uji coba, minimal sudah ada 18 pemain yang nyetel bila saling menggantikan.
Saat duel jilid dua Timnas U-19 meladeni Timnas Makedonia Utara U-19 yang berakhir imbang. Sejatinya, bukan hal yang mustahil untuk pasukan Garuda Muda dapat memetik kemenangan kembali, bila sejak menit awal, Shin Tae-yong (STy) menurunkan pemain yang sementara dianggap sebagai bayangan tim utama, sebab dari 28 pemain yang ada di Kroasia, seluruhnya sedang berproses untuk dapat tempat di tim utama Timnas U-19, meski harus menurunkan total 18 pemain.
Dengan mengesampingkan alasan STy yang menyalahkan lapangan kurang bagus hingga pemain tidak dapat optimal saat duel kedua dengan Makedonia, namun kontradiksi dengan fakta bahwa di lapangan yang sama, Timnas U-19 ternyata mampu menggulung NK Dugopolje (3-0) pada 8 Oktober 2020.
Seharusnya, saat laga meladeni Makedonia Utara U-19 jilid 2, meski STy merotasi 2 pemain belakang yaitu bek tengah dan bek kanan, 2 gelandang, 1 pemain sayap dan 1 penyerang alias striker. Permainan tim tetap nyetel dan nyambung.
Sayang, akibat jarangnya STy meberikan kesempatan, 5 pemain yang jarang turun digabung demgan 5 pemain bayangan skuat utama, jelas ini sangat pincang. Terlebih di sektor gelandang yang jadi roh permainan tim, ditempati pemain pelapis, sehingga permainan memang sangat sulit berkembang.
Secara keseluruhan STy menurunkan 18 pemain, karena di babak kedua terjadi pergantian 2 pemain belakang, 2 gelandang, 1 sayap, dan 2 penyerang. Sehingga baik di babak pertama maupun babak kedua, memang permainan jadi kurang berbentuk, karena terlalu banyaknya perpaduan pemain yang turun reguler maupun turun karena kesempatan rotasi.
Andai saja, STy merotasi pemain tidak langsung banyak, maka pemain pelapis yang dipercaya turun tentu akan turut merasakan bermain dengan skuat bayangan utama, jadi akan ikut membantu mental dan permainan pemain pelapis itu. Setidaknya ada 8 pemain utama, dan ada 3 pemain pelapis yang diturunkan, tentu kerangka dan permainan tim tidak akan terlalu terganggu keseimbangannya.
Bila dalam duel ulang versus Bosnia besok, tim bayangan skuat utama yang kembali diberikan kepercayaan turun atau bila memang akan ada rotasi, hanya diselipi 1 atau 2 pemain pelapis, maka permainan tentu tak akan pincang.
Yang pasti, TC Timnas U-19 dengan waktu yang sangat panjang dan biaya yang tidak murah, memang wajib membuahkan hasil. Sebab, saat Timnas U-19 turun pada event yang sebenarnya baik Piala Asia au-19 maupun Piala Dunia U-20 paling-paling Timnas U-19 hanya akan bermain di babak Grup 3 kali. Bila lolos baru masuk fase gugur.
Sehingga, uji coba yang kini sudah 16 kali dilewati, akan mencatat uji coba ke-17 pada Selasa, 20 Oktober 2020, benar-benar wajib menjadi perhatian tersendiri bagi STy dan skuatnya yang diboyong ke Kroasia.
Dari catatan laga saat dibekuk 0-1 oleh Bosnia karena hasil gol bunuh diri, maka dengan progres dan cara-cara STy mengelola Witan dan kawan-kawan, Timnas U-19 tidak akan kesulitan membungkam Bosnia. Semoga. Aamiin.