Untuk mengetahui bentuk anatomi organ-organ reproduksi dengan cara perabaan, misalnya payudara,  kelenjar tiroid pada leher dan indung telur.
2. Pemeriksaan USG, untuk mengetahui kondisi rahim, saluran telur dan indung telur.
3. Pemeriksaan HSG (Hysterosalpingogram)
Untuk mengetahui kondisi rahim serta tuba falopi dengan cara mentuntikkan cairan tertentu.
4. Pemeriksaan Hysteroscopy dan Laparoscopy untuk mengetahui adanya endometriosis, polip, fibroid, jaringan parut panggul dan penyumbatan pada ujung tuba fallopi dengan menggunakan tabung panjang yang dimasukkan ke dalam vagina.
5. Pemeriksaan khusus dilakukan pada wanita yang dicurigai menderita sindroma antifosfolipida yang biasanya ditandai dengan keguguran berulang.
6. Pemeriksaan darah dilakukan pada wanita dengan siklus haid tidak teratur.