Pada sebuah senja yang rekah; di sebuah laut yang deburnya mendayu dayu manja bersama belai mesra angin laut, kulihat matamu berbinar penuh warna seperti melukis pelangi. Saat itu kutasbihkan dirimu sebagai muara tempatku berenang dan bermain; menyauk airnya dengan tangan lalu mencipratkannya ke atas sambil tertawa melepas penatnya kehidupan. Kaulah laut tempat pantaiku bersandar menikmati dongeng sang camar tentang putri Mandalika yang akan mengiringi pesta kita di tepian Selatan.
KEMBALI KE ARTIKEL