1. Pendukung. Mereka setuju dengan berbagai kebijakan pemerintah. Sangat jarang (bahkan tidak pernah) mereka berseberangan atau menentang pemerintah. Boleh jadi mereka ada kesamaan dengan (orang-orang) pemerintah: kesamaan alamamater, kesamaan parpol, kesamaan ormas, kesamaan suku, atau bahkan mereka masih ada hubungan kekeluargaan. Atau mereka adalah orang-orang yang diberi fasilitas oleh pemerintah. Sebagai balas budi, mereka pun rela mendukung pemerintah, sekalipun kebijakan pemerintah itu zalim. Para pendukung ini dibagi lagi dalam dua sub tipe, yaitu:
- Pendukung bodoh. Ini adalah pendukung yang taqlid buta. Mereka tidak punya (bahkan tidak peduli, tidak sadar, dan tidak mau mencari) wawasan logis atau informasi yang jernih yang menjadi konsideran dukungannya itu. Mereka selalu memakai prinsi "pokoknya". Pokoknya pemerintah baik, pokoknya pemerintah hebat, dan lain-lain Yang berseberangan dengan mereka akan dilawan, mulai dari perdebatan hingga adu fisik. Mereka sangat rentan dimanfaatkan untuk melakukan kekerasan dalam rangka membela dan mendukung pemerintah. Mereka relatif mudah diorganisir untuk dihadapkan kepada oposisi. Mereka juga relatif tidak segan berfriksi keras dengan oposisi. Mereka juga rentan jadi alat penguasa untuk mengintimidasi para oposan.
- Pendukung pintar. Ini adalah pendukung yang bisa mencari dan menemukan alasan logis dari dukungannya itu. Mereka tidak asal mendukung. Mereka tahu makna dan arah kebijakan pemerintah (entah itu arah positif atau negatif). Mereka mengkampanyekan dan mengajak khalayak untuk turut mendukung pemerintah. Mereka sajikan argumentasi, lengkap dengan fakta dan data yang mendukung. Mereka "tukang poles" pemerintah; keburukan atau kekurangan pemerintah mampu ditutupi sehingga tampak logis dan baik, apalagi kebaikan dan kelebihan pemerintah. Mereka mungkin saja melakukan itu karena ada kepentingan pribadi yang hendak diwujudkan (oportunis-pragmatis) atau memang betul-betul setia, seperjuangan, dan seideologi dengan pemerintah.