Ketika Marwah Daud yang seorang gubes membela ideologi milik Dimas Kanjeng maka lalat-lalat mulai menggerogotinya. Tidak ada yang salah ketika seseorang meletakkan kepercayaannya pada kemampuan Dimas Kanjeng. Saya juga tidak percaya dengan kemampuan seseorang mengeluarkan uang dari sakunya sendiri. Tetapi saya sewaktu SMA atau SMP (lupa) menunggu di bemo di Jembatan Merah, saya melihat dua orang berjualan cincin dengan batu yang besar. Beralaskan lantai aspal di pinggiran jalan, mulailah orang pertama berteriak mempromosikan dagangannya. Teriakan itu membuat orang bergerombol. Saya pun tertarik dan mengikuti semua adegan tersebut.
KEMBALI KE ARTIKEL