Aku diajarkan-Nya bagaimana hidup itu
Jangan sampai tunduk kepada dunia
Tapi bagaimana bersahabat dengannya
Perjalanan yang telah lama diungkapkan
Dalam cinta, perih, dan ketaatan
Datang bukan untuk menyilaukan
Datang menghadiahkan pengharapan
Untuk menyatakan keadilan
Yang percaya diundangnya
Yang sederhana didatangkannya
Dengan perantara Pintu Surga yang mulia
Emas, kemenyan, dan mur
Sebagai yang tertinggi dalam tahta
Sebagai imam agung yang kekal
Sebagai pengharapan setelah kematian
Semudah memerintahkan cahaya tak dilakukan
Semudah merubah jalan cerita dari yang telah dilukiskan
Namun begitu besar Agape, di atas eros dan filia
Maka dengan turun dalam lembah kekelaman pun dilakukan
Aku tak mau menjadi satu dari dua belas yang berkata dengan lidah manusia
Karenanya aku terjaga dalam malam sengsara
Aku tak mau seperti dua belas orang yang meragukan kebangkitan
Maka bersuka cita pada hari ini, sebab Ia bertindak
Roti adalah tubuh
Anggur adalah darah
Keduanya adalah simbol
Namun dengan kasih aku telah dibeli kembali
Bumi boleh bergoyang
Langit boleh terbelah
Namun karena Ia menjadi tamengku
Apakah yang dapat memusnahkanku?
Dengan wafat Ia turun ke alam maut
Dengan bangkit Ia mengalahkannya
Tiga tahun karya-Nya pedomanku
Menebar kasih, menuai keselamatan