Penulis coba membuat konfigurasi ttg suarahati alias conscience dan impulse alias doronganhati, sbb. : paling atas adalah qalbu atau hatinurani,lubukhati,dll. Abstraksinya adalah bulatan yg integrated didalamnya ada suarahati,bisikanhati,emosi2,empati,iba,marah,malas,dll,bentuknya seperti anggur,dsb, dalammana ada satu buahnya yg palingbawah yg khusus dan terbelahdua,yakni rasamalas, yg kemudian keduanya masing2 meleleh atau mengalir ke bawah setiap saat berupa bulatan2 kecil melalui garis kanal penghubung ke kanan dan kiri, ygmana kanal itu nempel pd rodagir, dimnana sisikanan adalah bagian kewajiban2, dan sisikiri adalah bagian larangan2. Tiap bagian kiri dan kanan yg berbentuk rodagir bergerigi tadi adalah menapak pada sbantalan berlekuk2 persis tseperti rantai spedamotor,dimana posisi awalnya adalah di tengah, yakni di masing2 ujungdalam atau tepidalam dari bantalan kiri dan kanan tsb. Posisi ini cermin dari kondisi orang pada titik dimulainya kedewasaan dimana pada bagian-sisi skanannya akan bergerak ke kanan,sejalan dgn seringnya atau hebatnya atau digdayanya melawan nafsu rasamalas ygmana rasamalas itu berupa bulatan2 kecil yg meleleh dan melekat bersenyawa pd tiap2 butir kewajiban. Kewajiban2 itu, berupa moral universal dan ritual pd masing2 agama-kepercayaan, ataupun hanya berupa moral universal.Demikian juga pada sisikiri nya, yg seyogyanya diam di tengah, yakni di tepidalam sisikiri atau ujungkanan dari sisikiri alias sisi larangan2. Seiring dengan lemahnya batin dlm melawan rasamalas untuk menolak nafsunegatif,pasionnegatif,desirenegatif, alias menurutkan doronganhatinegatif-impulseess negatif, maka roda gerak ke kiri,makin besar kadar larangannya,.makin jauh ke kirinya. Di kanan,ada titik2 dimana orang stucked in atau stagnan,alias merasa puasdiri dan stop berlari-melangkah secara batiniah,dan titik hentinya beda2, disamping kelas yg hanya menunda,alias jalanditempat, atau rehat, sementara hatinya bertekad melanjutkan langkahnya ke kanan.Titikhenti yg terbaik dlm konteks ini,ataupun yg menunda, adalah tekad yg tdk mungkin bohong pd hatinyasendiri, alias betul2 pasti jujur,bahwa tdk akan pernah tinggalkan kewajiban,namun kalah untuk melangkah ke kanan lebihjauh,walaubegitu,gerak roda yg sejauh itu ke kanan adalah tlah dilalui dgn sangat berat, dan makinlama diam,akan makin karatanlah nempel pd bantalannya.Satu misal adalah dlm Islam yg harus kaffah lahirbatin,kulit dan hatinya,jika hanya hatinya berIslam,maka kulitnya adalah tdk skaffah,alias dlm segenap hidupnya yg wajib mengabdi itu,dan dimulai dari ritual wajibnya, adalah mutlak wajib untuk dilakukan secara kaffah,jika tidak,maka hanya hatinya yg ipatuh-tunduk,taat,staslim.Yg terpenting dlm kontex ini adalah dasarnya_tujuannya,jika tidak patuh dlm dasarnya,amaka artinya adlah tdk taat-tunduk.Bagi yg bertekad diam,-akan terpetakan batin sbb.:---dlmmana yg bertekad diam ini akan jujur diketahuinya bahwa akan tercermin dlm hati bahwa semuanya telah yakin benar, dan tdkmungkin' berubah' dlm arti berkeyakinan taqlid buta bahwa tdk mungkin ada metoda menalar yg baru sesuai aktualita tuntutan zaman, yg tentunya bukan berubah substansi,sedangkan yg lurus itu adalah merasa haqulyaqin benar,selama tetap tolabilmi,walau tdk optimal, namun merasa haqulyaqin untuk tetap mohon jalanlurus,dlm koridor bahwa substansi yg qath'i,tdk akan pernah brerubah,walau dlm hal hadits, seandainyapun ijma sedunia membuktikan tdk shahih,maka berarti sisanya yg qathi yg hanya kurang satudua atau beberapa hadits itu , akan tetap terjamin tdk berubah, dan hal inipun jarang terjadi,juga jikapun ada, hanya bagi hadits yg kurang substansil. Jadi, tetap wajib mohon jalanlurus,bukan dlm substansi,tapi mohon kebenaran hakikat,coba saja kita nalar bahwa seandainya telah merasa haqulyaqin tdk akan ada yg lebihlurus---, bukan dlm substansi, tapi dlm hakikat-pemahaman yg qalbu masing2 mengakui bahwa pemahaman yg aktual sesuai tuntutan zaman itu,yg hakikatnya bukan pemahamanbaru,yaknihaanya baru dlm metoda menalar itu, adalah tdk nyimpang-----,bagaimana akan tahu hakikat yg lurus?Alhasil,tafsiran dari sumber 2yg dijaminRasul saw,selama tdk disimpangkan, mutlak secara duniawi-teori adalh pasti lurusnya,namun tetap mutlak dlm koridor Allahua'lam bishshawab,tapi, sebagai tambahan saja dlm konteks ini,khawatir kuranglengkap, adalah pemahaman ulama2Rabbani, btapi sekalilagi,hal ini bukan dimaksudkan sebagai topik-hanya imbuhan melengkapi,, yakni tentunya tdk mutlakk benarnya semua pemahaman dari ulama2 Rabbani itu, yg kita ikuti tentunya adalah yg akan jujur diakui masing2 qalbu sebagai yg hakikatnya adalh lrurus, dan tentunya tdk usah diucapkan pun qalbu akan tahu persis sesuai derajat taqwa masing2. Sisipan : issue utama : apakah dalam shalat wajib, kita seringkali terlupakan Akhirat-PAHALA, alias tidak bermotive utama "karena wajib", mohon diingat lagi, doa selain untuk pahala akhirat itu hanya boleh, alias tdk wajib,sunat juga tidak--hanya pada tiap2 sujud, alias hanya numpang saja, dan jikalau butuh akhirat, kenapa terlupakan tatkala shalat, sedangkan di saat2 lain selain shalat, kita betul2 sangat inginkan surga?Kembali pd topik, baik yg menunda atau stucked in,kewajibann2 itu akan disenyawai rasa malas, yakni sangat merasa berat untuk terus ke kanan,titikhenti itulah disebut derajat taqwa. Alhasil,baik sisi kanan ataupun kiri, yg semua butirnya disenyawai virus rasamalas---bukan malas dlm geraknyata, yg faktanya bisajadi sangat tdk malas,tapi :malas dalam batin--adalh wajib kerjakeras perangbatin memaksakan dan menahandiri untuk gerak ke kanan. ,alias 'rasamalas' itulah yg merupakan 'OBYEK UTAMA' pada dua sisi kirikananan,yg mutlak wajib dilawan dimulai dari masa kedewasaan, misalnya wajibritual pada sisikanan adalah malas-wmutlak merasa berat untuk gerak kekananan,alias dihadang iblis yg membonceng nafsu lewat jalandarah, dan obyek utamanya yakni nafsu malas itu sendiri, sedangkan di kirinya,juga sama yakni obyek utama maqlas dan balatentara iblis menghadang ,untuk tinggalkan larangan2 agar gerak ke kananan.Alhasil jika menurutkan obyek utama malas,maka akan berlaku sebaliknya baik kiri atau kanan, yakni didorong ke kiri oleh iblis dan oleh nafsumaqlas itu sendiri,yakni di kanan adalah didorong ke kiri agar memperturutkan malas untuk perbaiki kelastaqwanya dan didorong ke kiri itu juga untuk memperturutkan malas--- yg akibatnya akan merasa nyaman karena sesuai dgn nafsu negatifnya yakni malas itu sendiri,-- untuk tdk berbuat yg biasa dilakukan alias turunkelas taqwanya, sedangkan di kiri, adalah didorong ke kiri untuk tetap lakukan larangan yg terbiasa-merasa nyaman-tdk ada hambatanbatin untuk lakukan larangan itu, dan dorongan ke kiri itu juga agar ikuti malas ,sehingga berat -malas untuk meninggalkan larangan2 yg biasa dilakukan tsb,. Ataupun didorong ke kiri itu untuk lakukan larangan2 baru dan didorong agar turuti malas sehingga merasa berat-malas untuk menahan diri dari larangan2 baru tsb. Jadi, proses kehidupan itu, terutama terjadi pada pemilihan untuk mengkuti obyek utama malas, atau melawannya, dan dlm pemilihan2 itu mutlak beroperasinya hatinurani,yg jujur mengenali segenap rasa,empati,kasihsayang,dan tentunya adalah betul2 jujur mengakui rasamalas. alhasil,walauupun stagnan,ataupun menunda, namun tetap qalbu itu beroperasi,alias bisikanhati,dsb,misqalnya, dlm qalbu timbul emosi rasa iba,lantas qalbu atau bisikanhati itu berkata untuk menolong, dan berjalanlah proses pemilihan, yakni merasa berat-malas untuk nolong alias gerak kekanan di sisi kanan,dan didorong ke kiri agar memperturutkan malas itu, alhasil,virus mals itu memang bersenyawa. Satu lagi contoh adalah tatkala kalah untuk terus melangkah dlm sisi kanan, dan jika hal kekalahan dlm kemalasan itu dipandang dari sisi kiri, alias dipindahkan ke kiri, maka hal itu memang berupa negatif yakni kalah, alias tdk mau perbaiki kelas, maka setelah sditinjau dari sisikiri,hal itu menjadi dihadang ke kanan didorong ke kiri untuk tetap lakukan yg telah terbiasa,dan dorongan ke kiri itupun untuk menurutkan malas sehingga berat untuk meninggalkan hal yg terbiasa itu,alias kekalahan,alias hal negatif tsb. Olehkarenanya maka berlakulah rasa nyaman, yakni rasa yg sesuai dgn nafsu negatif, yakni malasbatin, inilah disebut "Dorongan batin negatif", -impulses negatif., ygmana indikatornya adalh merasa nyaman,tdk ada hambatan batin. misalnya dlm ritual,adalah spontan terasa nyaman, tdk ada kerjakeras batin,ygmana padahal kerjabatin itu selamanya akan lekat,wsebagai timbalbalik dari ganjaran,upah atas kerjabatin itu.adapun nimat dlm ritual itu akan timbul justru setelah adanya kerjakeras dan juga berimbuhan sbagai hiburan setelah lelah melawan i lis dan nafsu,e bukannya sertamerta timbul nikmat,yg berarti adalah indikator dari hal negatif alias kekalhan dan stagnasi tadi. Lantas bagaimanakah ttg pasion2 positif,impulses positif,dsb,nah, justru di pemilihan2 inilah bermulanya konstelasi batin manusia, boleh nuruti passion,impulses,selama tdk menyalahi moral universal alias bukan larangan2 moral, atau agama,keepercayaan,.jika seringkalah,maka gerak ke kiri, semakinjauh,semakin aus rodagirnya,dan kalau terbiasa akan karatan nempel disatu bantalan yg seperti rantai tsb,atau dalam sepanjang bantalan rantai karatan lubang2nya dikarenakan tlah terbiasa,yg berakibat pula susahnya qalbu melihat kebenaran akibat karat tsb, alias adanya penyakit2 hati, demikian juga di kanan, kita wajib optimal gerak ke kanan, dan jika stagnan,maka akan berlaku indikator kenyamanan tadi ,yakni hal dari stagnasi atau kekalahan itu berada pada kedua sisikiri dan kanan,dimana yg berlaku adalah sebagai hal negatif,yakni kekalahan dan tlah terbiasa,sehinga menjadi karatan dan terasanyaman karena sesuai dgn nafsu malas.Disamping indikator kenyamanan yg setamerta tsb,jua indikator yg berasal dari dalil2 agama masing2.  Terkait ini, eschatology. sbagai cabang filsafat_ hunaniora, , postulat2 nya mengambil dari dalil2 agama,ilmu sosial-sosiologi,anthroplogi,dll,filsafat. So, bagi yg sepemahaman, dari agama manapun,dimohon tambahan dalil2 nya yg universal, untuk membangun ilmi yg dirasa sangat manfaat ini, alhasil,tentunya seperti halnya ilmu2 lainnya,maka terjadi banyak irisan2--bukan clash -- alias persinggungan2,alias gabungan dari bagian2 ilmu2 tsb,khususnya ilmu22 agama,jadi, samasekali beda dgn ilmu2 agama, eschatologi hanya ngambil yg pokok2nya, yg universal,ngambil hasil2 kajian ilmu2 agama,dll.tentuya kalau dari sudut agama masig2 vadalah parsial,tapi secarasubyektif tentunya yg dipakai di eschatologi ini hanya sebagian kecilnya,dari agama secara hakikat, dan mutlak, agama itu sendiri lah sebagai yg paling integral. Penulis pernah membuat artikel tentang kerangkaberpikirnya_paradigmanya,premis2 nya, metode penelitiannya yakni yg terutama adlh kualitatif, kontemplasi,dialektika,berpikir tuntaske akar2nya-radix-filsafat,dsb dll, yg mana terutama adalah untuk KEAKHIRATAN". kalau dalam Islam adalah uzlahbatin, alias escapisme secara batin alias kontemplasi,tafakur, kholwat ruhiyah,dsb. Dan metode kualitatif ini,bukti ilmiahnya adlah teoritikalsubyektif, namun semua buktiilmiah faktual,pada ujungnua adalah diterima akal yg tetap bergantung qalbu,kalau qalbunya jujur berkata keluar,maka akan sepakat, alhasil,penentunya : qalbu,dan dlm ilmu hakikat ini,humaniora ini, tidak penting segala apa yg nampak, yg diucapkan,tapi bahasa qalbu,dan tokh terutama bagi sendiri,disamping tentunya banyak juga bagi pihak lainnya Alhasil, bukanhanya penguasaan teorinya, tapi wajib prakteknya,seperti halnya ilmuhukum,sosiologi,ekonomi,dsb, dan prakteknyatanya itu, adalah pelaksanaan kepatuhan pada agama secara kaffah integral, yg mana merupakan kemutlakan bagi ihwal2 pokoknya_"ushul" didalam Islam, yg terdiri dari mahdhoh/rukun Islam,dan kwajiban2 lainnya , lalu,ghoir mahdhohnya, dalammana ada yg jelas secara umum sebagai kwajiban,dan kewajiban yg berdasar kedaruratan,dst_  .Untuk  permisivitas dalam ihwal2 asasi ini, adalah tak ada, selain disebutnya "tak patuh, un pious, unobedient,"_ dll, misalnya, dalam Islam, minimal, satukali sholat seumur hidup, dan otomatis adalah sekaligus termaktub kalimah tauhid_ tahlil la ilaha illalloh, yg otomatis koheren dengan khoufkhosiyahnya pada neraka,dan untuk ihwal rojanya adalah mutlak dipastikan janjiNya yakni dakhotul jannah pasti ke surga, dimana setelah minimal satukali sholat tsb, ditaqdirkanNya akan mengucap tahlil itu, di akhirhayat., yg mana berlaku  untuk yg pernah atau dawam,ataupun yg hanya baru satukali di akhir hayatnya tsb , dalammana, seperti telah disebut di atas, bahwa sebelum bertahlil tsb, adalah minimal satukali sholat,, yg mana otomatis ada rasa tobat atas semua dosa, dimana kemudahannya adalah asalkn hapal takbir,dan tak baca Fatihah pun, ada dalil minimal cukup berhenti dalam waktu yg kuranglebih dibutuhkn.untuk baca Fatihah, ataupun bila hafal,yakni ; subhanalloh walhamdulillah,dst/sesuai yg ada di hadits, ataupun ada pendapat ulama kholaf, adalah baca kalimah tahlil, yg tentunya berdasar pendapat bahwa ketimbang diam. m Selain roja husnuzhon atas rahmatNya di akhir hayat_husnul khotimah, juga ada rasa khoufkhosiyah, yakni Rasul shalallohu a'laihi wasallam pun,_padahal masum , kendati o.oo1%, adalh ada khoufnya_ istighfar 100 kali,selain setelah sholat , lalu do'a mohon ampun atas riya,dan semua dosa/termasuk juga riya, yg terlupa_tak disadari, dll, juga Ibrahim a' laihi salam, takut tak diterima amal/mohon rahmatNya untuk masuk ke surga,dll, alhasil, bagi ummatnya, kendati 10%, seyogyanya ada ketakutan, berdosa riya/amal neraka, sebelum wafat,__seprti dalam hadits,ttg yg beramal neraka di ujung usianya,khususnya  bagi ahli ibadah adlah riya,,dan hadits2 lainnya_ dan tak disempatkan istighfar,kendati tentunya tlah dawam bertahlil, dan otomatis mutlak akan bertahlil di ahir hayat,kendati dalam hati, koma tak sadardiri,dsb, khouf atas sifatNya,maha kuasa,dst, menakdirkan riya kendati satukali dan tak sempat istighfar untuk semua dosa,, kendati tetap bertahlil di ahir hayat, alhasil, seyogyanya mendawamkan punya khouf, atas dosa, dan otomatis akan dawam istighfar, berkurang unsur ujub kibir, bahwa takkan pernah ke naar, dimana sedetiknya adalah sama dngan tiga hari, yakni manakala pahalanya tak cukup membayar dosa riya tsb, alhasil, agar tak ujub takabur, ataupun optimal menguranginya, yg tentunya memang mutlak dilarangNya, namun juga khouf ini,tetap diimbangi roja,dengan mendawamkan istighfar jikalau bisa dalam setiap helaan nafas. Setelah kaffah dalam ihwal asasi, yg tentunya sekaligus niyat bertujuan takut neraka ingin surga, maka disebutnya sebagai derajat taqwa, baik kuaklitas ataupun kuantitasnya Adapun kepermisivan atas yg masih parsial,adalah bukan untuk yg asasi,namun parsial dalam mahdhoh yg sunnah secara berderajat,mua'kkad,dst, dimana untuk ghoirmahdhohnya, dapat menjadi wajib,ketika darurat tsunami,dsb, ataupun dirasakan telah menjadi darurat misalkan taa'wun tolongmnolong dalam hal materi,dsb.
KEMBALI KE ARTIKEL