Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Trenyuh

8 Mei 2013   05:41 Diperbarui: 24 Juni 2015   13:56 121 0
dalam ruang menuju timur,

perjalanan bergejolak seirama jiwa.

kaca di pinggir wajah berembun

berlinang rindu-rinduku yang belum semua cair padamu.

masakanmu masih belum terhapuskan lezatnya.

dan ruang ini terus melaju serta mengijinkan angin menyambar khayalku.

sejuk, dingin, aku trenyuh.

hanya kau yang sejuk nan hangatnya menyamankan: Ibu.

belum tiba Jogja, aku sudah mengidamkan kembali pada kota kecil kita;

yang berdebu, bergelora, dan menyalakan haru.

(clp-yk, 6/5/2013)

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun