Jorman menduduki kursi kayu di beranda rumah. Matanya menyipit merasakan hawa panas yang seakan menampar wajahnya yang keriput. Sejak beberapa bulan lalu sudah banyak informasi tentang fenomena iklim yang dianggap seperti tamu tak diundang itu. Kemunculannya ditaksir bak mimpi buruk berkepanjangan, apalagi untuk para petani kopi desa ini yang menggantungkan nasibnya pada cuaca. Banyak yang khawatir namun lebih banyak yang tak peduli, salah satunya si Jorman ini.
KEMBALI KE ARTIKEL