Tiga bulan belakangan, aku sudah memandangi wajah bermasker itu dalam diam. Ia selalu memilih duduk di gerbong paling akhir, kursi paling pojok dan sendirian. Di antara orang-orang yang sibuk dengan gadget saat berada di dalam kereta karena larangan berinteraksi dengan sesama penumpang pasca pandemi, ia justru tak terlihat menggenggamnya dan memilih melemparkan pikiran entah ke mana.
KEMBALI KE ARTIKEL