Bahkan aku cacat, mata kiriku tidak dapat melihat sejak aku dilahirkan
Itu semua aku anggap karena keda orang tuaku
Bisa dibilang aku adalah anak yang tidak diharapkan, ibuku tidak sengaja mengandung aku dan yang pasti ia tidak menginginkanku. Namun ayahku berusaha mempertahankan aku karena ia tidak mau membunuh aku.
Akhirnya ibuku menyetujuinya namun ia tidak mau menikah dengan ayah. Saat mengandung aku ia sama sekali tidak memperhatikan aku. Ia makan sembarangan, minum-minuman keras, bahkan merokok. Mungkin itulah yang membuat mata kiriku mengalami kecacatan.
Setelah aku dilahirkan ibuku meninggalkan aku dengan ayahku. Ia pergi ke luar kota supaya tidak ada yang mengenal dirinya.
Aku hanya hidup dengan ayah, menurutku ayahku ayah yang hebat tapi aku tetap membencinya. Karena aku menjadi begini karena dia juga.
Saat masih TK aku melihat teman-temanku diantar oleh ibu mereka, dicium oleh ibu mereka, bermain bersama, bernyanyi dan semua kegiatan antara ibu dengan putrinya yang menyenangkan.
Namun, aku tidak pernah mengalami itu. Bahkan aku tidak tahu apa itu ibu.
Hidup hanya berdua dengan ayah membuatku menjadi anak yang berantakan, aku tidak pernah mematuhi perintah ayah, aku tidak pernah belajar dengan rajin. Hidup sesukaku.
Ayah selalu pergi saat aku pergi sekolah dan pulang saat aku sudah tidur, ia tidak pernah mengantar aku ke sekolah.
Setiap hari aku diantar Pak Amin, supirku. Ke mana-mana aku diantar dia. Bahkan aku menganggap dia itu adalah ayahku.
Besok adalah hari ulang tahunku, dan seperti biasa ayah selalu bertanya kado untukku.
"Sayang, besok kan kamu ulang tahun, kamu mau apa dari ayah?"
"Apa aja." Jawab aku tanpa melihat wajahnya dan langsung meninggalkannya
Aku berbuat begitu karena yang aku butuhkan hanya kasih sayang dari ayah.
pkl 00.00 pun tiba..
Tiba-tiba teman-temanku sudah menanti di luar membawa kue dan kado untukku. Sepertinya ini adalah pesta kejutan untukku. Aku sangat bahagia, temna-temanku begitu perhatian kepadaku. Bahkan ayahku belum pulang. Aku mulai tidak peduli dengannya.
Hari itu aku bangun pagi karena aku berencana jalan bersama teman-temanku. Tanpa sadar aku mencari kehadiran ayah, tapi aku tidak melihatnya. Ya sudah aku bersama Pak Amin segera meluncur untuk jalan-jalan bersama. Tawa yang begitu lepas dari bibirku, aku bahkan lupa apakah ayah sudah pulang atau belum, sedang di mana ia sekarang, apakah ia sudah makan atau belum.
Sampai malam pun ia belum tiba juga di rumah. Akhirnya aku memutuskan untuk tidur padahal itu baru jam 7 malam.
Saat aku hendak tidur ayah masuk ke kamarku..
"Yah, sudah tidur. Sepertinya aku telat. Selamat tidur yah sayang dan selamat ulang tahun." Kata ayah sambil mencium keningku.
Keesokan harinya di garasi rumahku ada sebuah mobil sport audi r8 5.2 fsi quattro dan berplat nomor L4RAS.
Aku segera berteriak memanggil ayah..
"Ayahhhhh, ini mobil untuk Laras?"
"Iya sayang, itu hadiah ulang tahunmu yang ke-17." Jelas ayah sambil memberikan kunci mobil.
"Apa Laras boleh ke sekolah dengan ini?" Tanya aku sambil memohon
Akhirnya ayah pun mengijinkannya namun dengan catatan aku tidak boleh ngebut.
Aku pun langsung hangout bersama teman-temanku.
Aku pulang hingga larut malam, handphone aku matikan agar ayah tidak dapat menghubungiku.
Saat aku pulang rumahku kosong, akhirnya aku menghidupkan handphoneku dan begitu kagetnya aku saat menerima laporan missed call dari ayah sebanyak 25 kali dan dari Pak Amin sebanyak 12 kali. Aku penasaran dan menelepon ayah, namun tidak ada jawaban. Aku pun langsung menelepon Pak Amin .
"Halo, Pak kok di rumah gak ada orang?"
"Iya non sekarang Pak Amin lagi di rumah sakit." Jawab Pak Amin dengan gelisah
"Siapa yang sakit pak?"
"Anu non, bapak,"
"Kenapa sama ayah pak?" Aku mulai panik
"Bapak kecelakaan non"
Aku langsung menuju rumah sakit dan tanpa sadar di mobil aku menitikan air mata.
Aku segera masuk ke ruang ICU, melihat ayah tergulai tak berdaya. Ku lihat rambutnya yang tanpa kusadari mulai memutih, kulihat di wajahnya keriput mulai tampak, padahal umurnya baru 30an.
Ia seperti memikul beban berat di pundaknya.
Tanpa sadar aku kembali menangis di sampingnya dan meminta maaf atas semua kesalahanku, ada air mata yang menetes dari mata ayah. Tiba-tiba mesin yang memantau detak jantung itu hanya menunjukkan garis horizontal. Aku sangat terkejut dan segera berteriak histeris sehingga dokter langsung datang ke ruangan itu dan mengatakan hal yang tidak ingin aku dengar bahwa ayahku telah tiada.
Aku tidak punya siapa-siapa lagi, aku hanya sebatang kara.
Pak Amin mendekatiku ia berkata bahwa ayah begini karena ia mencariku dan Pak Amin memberiku sebuah kertas, itu tampak seperti surat dan ia bilang bahwa itu ditulis oleh ayah saat ayah kritis.
Aku membuka dan membacanya
Untuk Laras, anakku tersayang.
Mungkin saat Laras baca surat ini ayah udah gak bisa ngeliat Laras lagi. Tapi Laras jangan nangis yah.
Sebenarnya dari kemarin dan dua hari yang lalu ayah lembur supaya ayah bisa ngerayain ultah Laras yang ke-17 bersama-sama. Ayah gak mau cuma ngasih Laras kado tapi ayah mau membayar semua kesalahan ayah sama Laras dengan menghabiskan waktu ayah bersama Laras.
Ayah tahu betapa menderitanya kamu hidup tanpa ibu. Ayah tahu betapa sakitnya kamu saat diejek teman-temanmu sebagai 'anak haram'. Ayah tahu ada perasaan iri saat kamu melihat teman-temanmu bersama ibu mereka.
Ayah tahu kamu sangat membenci ayah karena kelakuan ayah dan ibumu kamu jadi begini.
Tapi satu yang perlu kamu tahu, ayah sangat menyayangimu bahkan lebih dari yang kamu tahu. Setiap hari ayah pergi pagi dan pulang malam hanya untuk kamu. Agar kamu bisa hidup enak nantinya.
Sebenarnya ibumu berusaha menggugurkanmu tapi ayah selalu melarangnya karena ayah tahu kamu akan menjadi kebanggaan ayah. Mungkin ini adalah kado terakhir dari ayah, ayah mau ayah tetap bersama-sama dengan kamu. Ayah akan memberikan mata ayah agar kamu dapat melihat dengan bebas.
Maafkan ayah karena telah membuatmu menderita.
Ayah sayang kamu..
Sontak air mata langsung membasahi kertas itu, aku tak kuasa menahan tangis. Aku tak malu dilihat semua orang saat itu. Penyesalan timbul di benakku, mengapa aku baru menyadari bahwa ayah mempertaruhkan semuanya demi aku. Dalam hati aku hanya bisa berkata "Aku sayang Ayah"
Semua ayah, orang tua pasti sangat menyayangi anaknya, jangan pernah menganggap orang tuamu tidak menyayangimu karena mereka sibuk bekerja. Karena itu adalah wujud kasih sayang mereka, mereka ingin yang terbaik untukmu. Dan sesungguhnya itu adalah pengorbanan yang mereka lakukan untukmu..
-tamz-