Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen

Revolusi VS Kontra Intelijen

20 Oktober 2011   08:54 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:43 306 0

Revolusi Petok-petok bagian2

Cerita sebelumnya

Akhirnya kuputuskan untuk inspeksi ke kandang langsung. Dalam kandang terlihat para ayam sibuk dengan dunianya, ada yang ngakses internet, chating, waktu itu belum ada Face Book (FB)tetapi Pantat Book (PB)….oh ya..sedikit catatan sebenare sejarah FB percaya ato tidak berasal dari kandang ayamku. Media jejaring sosial di dunia maya nomor satu ini diciptakan oleh para ayam dan dinamakan Pantat Book, dinamakan pantat book karena kondisi psikologis dan kesehatan ayam biasanya dikenali dari warna pantatnya. Ingat para pedagang ayam kalo melihat sehat tidaknya ayam pasti nglihat bahkan dipegang pantatnya, jadilah Pantat Book. Ketika itu PB sudah punya ribuan member dari berbagai belahan dunia yang rata-rata para ayam. Namun selang beberapa tahun kemudian aplikasi PB dan source code nya berhasil jatuh ke tangan mark zuckerbergdan disempurnakan untuk manusia dan dinamai Facebook. Dinamai facebook karena kalo nglihat kondisi kesehatan dan psikologi manusia biasanya dilihat dari wajah (face) serta dipegang jidatnya maka jadilah media jejaring sosial dunia maya bernama facebook…percayalah!) Kembali ke para ayam…terlihat mereka asyik baca koran, dengerin musik, ngrumpi bahkan ada yang cuma tidur. Mereka benar-benar di surga pikirku, lalu apa yang salah?

Akhirnya akupun bersuara dengan pelan tapi berwibawa,”Ehm..ehm..selamat siang sodara-sodara!” Kataku tegas. Tak ada suara menyahut, wih aku dicuekin. “Selamat siang sodara-sodara!!” Kataku lebih keras. Terdengar dari ujung kandang jawaban,”petok tok!” yang artinya kira-kira: “Selamat siang juga pak, tumben nengok pak biasanya mbok Minthul yang kemari”. Asem aku ditumben-tumbeni lha aku kan yang punya terserah aku to mau kesini kapan saja. Selanjutnya semua bahasa ayam langsung kuterjemahkan ke bahasa Indonesia biar mudah dipahami.

”Begini sodara-sodara..ehm..akhir-akhir ini kulihat kok produksi telur sodara-sodara turun drastis..sebenere apa yang terjadi? Padahal semua fasilitas sudah saya penuhi dan sangat memanjakan sodara-sodara,” Tanyaku pada para ayam.

”Intinya pak kami ingin bebas, kami ingin keluar dari kandang jahanam ini, kalo tuntutan kami tak dituruti yang ada adalah revolusi sampe darah penghabisan pak!” Sahut ayam lainnya aku mengenalnya sebagai Marfuah Babon Ozawa.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun