Mohon tunggu...
KOMENTAR
Catatan

Semburat Galau dalam Cerita

22 April 2012   08:27 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:17 240 0

Waktu itu tanggal 20 april 2012, hari jumat tepatnya. Aku bersama ke-2 orang temanku, sebut saja kami ini 3 om om ababil yang akan melakukan perjalanan ke sragen di mana ke-2 orang tuaku tinggal. Sebelum kami melakukan perjalanan, aku mengantar pacarku dahulu ke tempat pemberhentian bus, dia akan pulang kampung ke desanya yaitu Banyusoca. Setelah saya selesai mengantar sang pujaan hati, barulah kami 3 om om ababil melaksanakan perjalanan. Saat itu keadaanku kurang fit, mungkin karena aku terlalu kebanyakan makan angin. Tapi hal tersebut tak menyurutkan niatku untuk pergi ke sragen. Aku mengendarai solmetku bersama si om Darmo. Sedangkan si om Hohok mengendarai belalang tempurnya seorang diri. Belum lama jalan, kita terpisah jarak, kata anak-anak twiter gahol biasa disebut LDR, waktu itu galaunya minta ampun, galau stadium siaga. Aku yang berboncengan dengan om Darmo kehilangan jejaknya om Hohok. Untung waktu itu aku dan om Darmo sudah sering mengikuti kegiatan pramuka. Jadi masalah cari-mencari jejak kami sudah sangat expert di bidangnya. Langsung saja aku dan om Darmo menepi dan turun dari si solmet. Kami berdua pasang penciuman langsung mengendus-endus di jalanan jogja-solo. Anjing aja mpe ngefans sama kita, saking kerennya gaya mengendus kita ala boyband masa kini. Selang beberapa saat kemudian si om Darmo baru teringat akan suatu hal, “kita ini sudah hidup di tahun 2012 kan?” katanya. “iya, bener” sahutku. “Kenapa kita gak pakai alat komunikasi aja? Kayak smartphone gitu?”. “o iya ya” balasku. Langsung saja aku dan si om Darmo mencari handphone di tempat sampah *diendus-endus*. Akhirnya ketemu juga tu handphone. Singkat cerita, akhirnya kita berjumpa kembali sambil menangis haru di pinggir perempatan, kita bertiga berpelukan sambil cipika-cipiki (gak se-alay itu ya pemirsa).

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun