Perbedaan di setiap hari itu wajar, begitupula dengan hariku hari ini. Aku mulai terbangun sebelum mentari menunjukkan sinarnya bahkan adzan subuh belum berkumandang, “kena wangsit apaan ya aku bangun di pagi yang masih buta?” tanyaku dalam hati. Tau gak kenapa aku bangun sepagi itu? Ya, karena semalem aku di sms sama sosok manis, imut, lembut, agak coklat, kalian bertanya ya? Sosok apaan tuh? Ckck. Dia adalah salah seorang bidadari yang kehilangan sayapnya yang gak bisa balik lagi ke kayangan, malang nian nasibnya. Gak percaya? Teserah anda, ini bidadari versiku dia bidadari untuk ukuran hatiku “curcol bukan gombal abal-abal”. Dia sms gini “fan, besok saur gak?”. *ngomong ala komentator sepak bola* Kubalas dengan jurus chidori, langsung mengenai hatinya, tapi hatinya tak juga luluh, dan akhirnya dia menggiring perasaan ke hatiku dan akhirnya goooool hatinya benar-benar menancap di hatiku, tapi hatinya tak mau jua menerima hatiku *nangis darah sampek banjir* (ngaco nian hidupku ini). Namanya sms yo pastinya kubales sms pula lah bang!!! Dengan wibawa religius ku membalas smsnya “insya’Allah aku juga puasa”. Singkat cerita wae yo? Aku bener-bener saur waktu itu, tak lupa aku juga missedcall si dia, lalu ku sms dia lagi “bangun!” kataku. Biar bidadariku itu kagak kesiangan saurnya. Aku saur hanya sendiri meratapi keindahan kesunyian pagi dengan langkah gontaiku aku menghampiri dapur dengan perasaan was-was. Aku was-was karena di dapur rumah ortuku sering terjadi invansi massal oleh tikus-tikus komando yang bermarkas di atap-atap dapur. Dengan persenjataan seadanya aku memasukki wilayah mereka, tanpa pikir panjang ku berkomat-kamit jurus pamungkas “dengan kekuatan bulan dicampur dengan seonggok panci pergilah kau dari hidupku tikus-tikus lucu” kaburlah mereka semua karena mendengar jurus yang akan ku keluarkan. Haha im the winner now. Selesai bertempur habis-habisan dengan pasukkan tikus aku melaksanakan saur dengan lauk seadanya.setelah itu aku kembali terlelap menuju indahnya negri mimpiku.