Masalah yang mengganggu sebuah tim ketika menghadapi Barcelona era sekarang ialah ketidakmampuan untuk bermain seperti mereka. Bertahan total sangat tidak menguntungkan, apalagi bermain keras. Pada pihak lain, menerapkan gaya main
direct passing ke jantung pertahanan (guna menghindari duel lapangan tengah) juga kurang efektif karena 1) cenderung spekulatif dan 2) menguras tenaga. Alhasil lawan lebih memutuskan untuk "menunggu kesalahan" pemain-pemain Barca. Jika sudah begini maka peluang untuk mengalahkan mereka paling tinggi adalah 40 persen. [caption id="attachment_111309" align="alignright" width="358" caption="Satukan visi, berkomunikasilah"][/caption] Lantas, apakah tidak ada cara untuk mengatasi
super ball possession ini? Jawabannya: pasti ada. Caranya ialah dengan bermain seperti mereka. Sebenarnya telah ada tim yang berpotensi untuk menghadang superioritas Barca, yakni Arsenal. Gaya main
The Gunners satu mazhab dengan gaya andalan
Azulgranas. Namun sayangnya, Arsenal kurang konsisten dan kurang sabar. Tim-tim lain sepertinya tidak (atau belum mampu) memiliki
platform penguasaan bola yang mantap, tak terkecuali Real Madrid dengan Jose Mourinhonya, yang konon menjadi tim yang "paling mampu" menghadapi Barcelona. Madrid, menurut pendapat saya, sekedar mengandalkan kualitas individu sejumlah pemainnya. [caption id="attachment_111310" align="alignleft" width="220" caption="Messi memang ahli membikin kacau (messy) pertahanan lawan"][/caption] Barcelona memang beruntung memiliki Lionel Messi. Akan tetapi Messi bukanlah segalanya. Ia lebih sebagai senjata rahasia pemecah kebuntuan. Dengan adanya Messi maka semakin lengkaplah kekuatan Barca. Terbukti Messi belum cukup membantu tim nasional Argentina karena ia seolah bekerja sendiri. Bersama Barcelona, sebaliknya, Messi memiliki rekan bermain yang cocok, dengan modal kecakapan
one-two-touch yang membuat lawan terkagum-kagum, bingung, dan linglung. Barcelona merupakan contoh sebuah tim yang bermain sebagai "tim sepakbola". Kebintangan Xavi, Iniesta, Villa, dan Messi sendiri begitu memesona. Akan tetapi mereka rela untuk berbagi di dalam mengalirkan bola. Sikap ini melahirkan visi tunggal; sebuah karakteristik yang hanya dimiliki oleh para pemain yang paham benar bahwa sepakbola adalah olahraga beregu. Video 1. Sukses Barca berawal dari sini
http://www.youtube.com/watch?v=sW0SOOzcGEU&feature=player_embedded Usia Xavi dkk. masih produktif setidaknya untuk empat tahun mendatang sehingga saya memperkirakan Barcelona masih akan menduduki papan atas antarklub Eropa. Mereka, melalui filosofi kolektivitas yang dianut oleh akademi sepakbolanya tidak akan mengubah sikap dan perilaku bermain di lapangan. Maka dari itu, tim-tim lainlah yang sebaiknya "mengalah" (dalam arti mengakui bahwa metode permainan Barcelona memang dahsyat) untuk bermain seperti mereka. Lain itu, jangan harap untuk menghindar dari intimidasi permainan jagoan-jagoan umpan Catalonia.
KEMBALI KE ARTIKEL