Mohon tunggu...
KOMENTAR
Pendidikan

Iran, Tunisia, Turki: Terdepan dari Dunia Islam dalam Sains

31 Maret 2011   08:47 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:15 478 0
Iran, Tunisia dan Turki mencapai kemajuan yang signifikan di dalam perkembangan sains dan riset. Perkembangan terakhir menyebutkan bahwa ketiga negara yang sebelumnya dianggap terbelakang dalam bidang sains.

Meskipun sampai saat ini kekuatan tradisional bidang sains dan penelitian masih mendominasi, namun menurut Britain's Royal Society mengabarkan bahwa negara-negara dengan latar belakang dan budaya sains yang mapan mendapat tantangan serius dari kekuatan baru, yang sebagian besar muncul dari kelompok negara berkembang. Perlu dicatat bahwa selain ketiga negara tersebut di atas, Cina, Brasil dan India juga sedang 'menggeliat'.

Iran mencatatkan diri sebagai negara dengan jumlah karya ilmiah terbanyak. Kenaikan jumlah karya ilmiah yang dipublikasikan dari negara ini sangatlah signifikan, jika tidak dapat kita katakan fenomenal, yakni dari 736 pada tahun 1996 menjadi 13.238 karya pada tahun 2008. Iran telah mengumumkan sebuah rencana ilmiah komprehensif 15 tahun untuk mendukung pengembangan teknologi dan mewujudkan sebuah tatanan ekonomi berbasis pengetahuan (knowledge-based economy). Langkah ini tampaknya memiliki masa depan yang cerah mengingat dukungan positif datang dari Presiden Iran sendiri. Mahmoud Ahmadinejad mengemukakan, "Sains harus menjadi ujung tombak aktualisasi-diri".

Jejak Iran diikuti oleh Tunisia dan Turki. Berdasarkan laporan dari Knowledge, Networks and Nations: Global scientific collaboration in the 21st century, dua negara dengan tradisi Islam ini juga tidak dapat dianggap remeh. Turki mencapai kemajuan dalam bidang sains dan ilmu pengetahuan hingga saat ini berhasil menyaingi reputasi Cina. Kemajuan ini dicapai semenjak negara tersebut mencanangkan kegiatan riset sebagai bagian dari kebijakan publik pada era 1990an. Anggaran yang dicurahkan untuk kegiatan Riset dan Pengembangan mencapai hampir enam kali lipat antara tahun 1995 dan 2007. Dengan kata lain, anggaran yang dialokasikan untuk kegiatan riset dan pengembangan negeri kawasan Aegea ini lebih banyak dibandingkan negara Eropa lainnya, seperti Denmark, Norwegia, atau Finlandia. Sedangkan jumlah karya ilmiah yang terbit mengalami peningkatan hingga empat kali lipat antara tahun 1996 dan 2008.

Penambahan anggaran untuk riset dan pengembangan juga dilakukan oleh Tunisia. Pada tahun 1996, anggaran untuk kegiatan riset dan pengembangan adalah 0,03% dari total GDP, sedangkan pada tahun 2009 bertambah menjadi 1,29%. Salah satu bentuk alokasi dari anggaran ini adalah restrukturisasi sistem riset dan pengembangan nasional. Dari langkah ini, Tunisia berhasil menerbitkan 524 unit riset dan membangun 139 laboratorium riset.

Mengamati perkembangan ini, Chris Llewellyn Smith, ketua tim studi dari Advisory Group dan direktur riset energi Oxford University menyatakan, "Dunia sains sekarang sedang mengalami perubahan dengan munculnya sejumlah pendatang baru,". Smith menambahkan bahwa negara-negara yang telah sekian lama menguasai bidang sains harus bekerja keras guna mempertahankan reputasi mereka.

Disadur oleh Tiyo Widodo dari Yojana Sharma, www.universityworldnews.com

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun