Hasil penelitian yang dilakukan sebelum tahun 1995 menunjukkan bahwa ibu hamil yang mengikuti antenatal care (ANC) secara teratur dapat ditemukan resiko tinggi kehamilan. Namun, penelitian selanjutnya menunjukkan bahwa ibu hamil yang diklasifikasikan kehamilan normal, pada saat persalinan bisa menjadi sangat berisiko (Rachmawati, 2004).
Ada 6 penyebab tingginya Angka Kematian Ibu di negara-negara berkembang yang harus diwaspadai oleh para ibu dan calon ibu. Pertama, pendarahan yang merupakan satu penyebab tertinggi kematian ibu maternal. Pendarahan pada ibu bersalin dapat dicegah dengan mengatasi terlambat tiga, yaitu mengatasi keterlambatan dalam mendapat pelayanan dan penanganan fasilitas kesehatan begitu proses persalinan dimulai. Kedua, eklampasia yang merupakan resiko tekanan darah tinggi, demam dan kejang-kejang. Eklampasia dapat dicegah jika ibu hamil mau melakukan pemeriksaan secara berkala selama kehamilan. Pemerintah menganjurkan ibu hamil untuk melakukan pemeriksaan kehamilan ibu dan janinnya minimal 4 kali, saat kunjungan ibu hamil harus diberi suplemen tablet besi serta vaksin anti tetabus. Hal terbut demi kesehatan ibu dan janin yang akan dilahirkannya ke dunia sebagai generasi penerus.
Faktor lain yang meningkatkan AKI adalah KEK (Kekurangan Energi Kronis). Kondisi tersebut mengakibatkan ibu memiliki LILA (Lingkar Lengan Atas) yang kecil yaitu dibawah 23,5 cm yang merupakan indikator resiko tinggi dan mengakibatkan anemia pada ibu hamil.
Mencukup kebutuhan nutrisi ibu hamil amat penting demi kelancaran proses kehamilan dan persalinan serta akan membantu dalam mencegah resiko bayi berat lahir rendah (BBLR). Mengenali 3 T antara lain terlamat mengenali masalah yang muncul, mengatasi keterlambatan pengambilan keputusan dan mengatasi keterlamabatan dalam penanganan fasilitas persalinan adalah beberapa langkah penting pencegahan kematian ibu maternal dan demi kelahiran bayi yang sehat.