Mohon tunggu...
KOMENTAR
Inovasi Pilihan

Siapa Penipunya? Yang Jelas, Saya Korbannya!

8 Mei 2014   21:27 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:43 1484 10
Lalu sebenarnya siapa penipunya?
Yang jelas saya adalah korbannya!

Tepatnya hari Jum'at, sekitar 6 bulan yang lalu, Langit biru. Sarapan pagi itu terasa enak banget. Waktunya belanja untuk restok toko online saya. Untuk belanja baju-baju tersebut, saya membutuhkan USD. Pilihannya ada dua, antara kartu kredit atau paypal. Demi keamanan data, saya memilih paypal. Karena kebetulan saya sedang tidak memiliki saldo  Paypal, saya mencari jasa pengisian saldo Paypal. Saya pilih Kaskus karena memang sudah biasa belanja di sana dan selama ini selalu lancar.

Karena langganan saya sedang tidak memiliki stok balance, singkat cerita, saya menemukan sebuah lapak (thread) jual-beli Paypal yang kelihatannya terpercaya. Ok, deal! Reputasinya bagus. Testimoni bagus. Bisa menggunakan Rekening Bersama (Rekber). Dan yang terpenting, thread tersebut masih aktif, dilihat dari tanggal terakhir pemilik lapak update postingan di thread. Hasil pencarian mengenai lapak tersebut juga bisa dibilang mulus....! Lulus semua ceklis untuk menghindari penipuan online. Saya meminta nomor rekening, dan transfer sejumlah uang langsung sesuai kesepakatan. Saya konfirmasi bahwa saya sudah transfer, dan menunggu pengiriman sejumlah saldo Paypal.

Seperempat jam berlalu, saya lupa memeriksa akun Paypal. Perlu diketahui berdasarkan pengalaman transaksi jual-beli Paypal, Paypal seharusnya masuk ke akun saya hanya dalam beberapa menit setelah transaksi. Tapi tidak ada salahnya diperiksa, pikir saya.

"Lho???!"
"Lho???!"

Ternyata masih nihil! Apa mungkin ada masalah teknis? Ok saya mencoba bersabar. Saya menunggu setengah jam. Dan ternyata masih juga nihil! Saya menghubungi nomor telepon penjual, ehm.... nomor tersebut sudah tidak bisa dihubungi!

Apakah saya sudah ditipu? Saya penasaran membuka setiap halaman di lapak tersebut, mencoba meyakinkan diri bahwa saya tidak salah lapak. Di halaman ke sekian (saya lupa halaman berapa),  saya menemukan nomor telepon berbeda dari pemilik lapak. Saya langsung menghubungi nomor tersebut. Ada balasan! Kaget sekali ketika dia mengaku sudah lama tidak pernah bertransaksi lagi karena tidak bisa mengakses akun ID-nya tersebut! Walah, saya pikir, apakah ini ulah hacker yang menggunakan ID tersebut untuk melakukan tindakan kriminal?

Ok, berarti saya harus melaporkan nomor rekening tujuan transfer tadi. Saya cari dulu jejak informasi yang berhubungan dengan nomor rekening tersebut. Dan Got it! saya menemukan jejaknya. Saya catat nomor teleponnya. Kemudian saya segera menghubungi Halo BCA (tempat terjadinya transaksi).

Oke, BLOKIR aja!
dan diBLOKIR!
Rasain!

Gayung bersambut........keesokan harinya, pemilik rekening tersebut menghubungi saya.

"Ya! Saya menerima transfer dari Anda, tetapi bukan untuk transaksi Paypal," terangnya...
"Lho? Lantas?"

Ternyata ini modus PENCUCIAN UANG!

Perhatikan ilustrasi berikut ini:
- A (Saya) membeli barang ke toko B
- B membeli barang ke toko C (pemilik rekening)
- B meminta A mentransfer sejumlah uang ke C
- B mendapat barang dari C
- Dan A tertipu.............tidak mendapat apa-apa dari si B yang lenyap entah ke mana!

Jadi jelas sekali penipunya adalah si B!
Jika si B benar-benar pemilik lapak tersebut, tentu sangat mudah untuk melacak identitasnya, namun masalahnya lain, dia ternyata pihak ketiga yang meng-hack toko yang sudah memiliki reputasi baik dan memanfaatkannya untuk penipuan. Jadi, pemilik lapak tersebut (mengaku) sama sekali tidak mengetahui transaksi tersebut.

Namun dalam perkembangannya kemudian, ada kecurigaan yang mengarah pada pemilik asli toko tersebut. Dicurigai dia mengaku lapaknya di-hack, padahal dia sendiri pelakunya......

Lalu sebenarnya siapa penipunya?
Yang jelas saya adalah korbannya!

Ok, mari kita ambil saja pelajaran positif dari kejadian ini.

Letak kesalahan saya yaitu;

#1 Kurang teliti memperhatikan lapak tersebut. Lapak dengan reputasi yang bagus ternyata belum bisa dijadikan patokan antipenipuan! Seharusnya saya lebih teliti memeriksa halaman demi halamannya. Saat itu saya hanya memeriksa halaman utama dan terakhir. Padahal si penipu memang hanya mengganti nomor telepon di halaman tersebut! Saya juga tidak tuntas membaca lapak tersebut. Padahal di lapak tersebut jelas ada larangan untuk bertransaksi tanpa berita transfer. Ketika si penipu meminta saya untuk tidak mengisi berita transfer, saya mengikutinya, seharusnya saya mencurigainya........ :(

#2 Rekber (rekening bersama) bukan sekedar ornamen untuk membuat pembeli mempercayai lapak tersebut. Rekber seharusnya benar-benar digunakan, jika ingin mengurangi resiko penipuan. Saat itu saya keliru menilai, ternyata lapak yang accept rekber, belum tentu bisa dipercaya! Jadi alangkah baiknya menggunakan rekening bersama jika hendak berbelanja di kaskus.

#3 Terbuai dengan harga yang lebih murah dari lapak lainnya. Hal ini memang cukup memikat :( sekaligus cukup menipu!

#4 Jangan buru-buru! Itulah saya saat itu.

Akhirnya, mudah-mudahan kejadian ini bisa jadi pelajaran buat kita semua. Teliti dan HATI-HATI mutlak diperlukan ketika hendak berbelanja online.

Iya, lalu siapa penipunya?

yang jelas, mudah-mudahan bukan anda atau saya yang akan menjadi korban selanjutnya.....

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun