Organisasi mahasiswa hadir layaknya barang yang selalu ditawarkan dalam setiap kampus untuk diikuti oleh mahasiswanya. Baik organisasi intra ataupun ekstra seringkali berlomba pada masa orientasi untuk mendaku sebagai yang terbaik dengan tujuan memperbanyak kuantitas dari mahasiswa baru yang akan bergabung. Banyak ditemui aktivitas ini kian ekstrem dan radikal dengan beradu narasi hingga fisik ketika masa orientasi. Mungkin cara itu relevan pada masa 2000-an yang tentu tak lagi sejalan dengan prinsip dan cara pandang mahasiswa masa kini memandang kehidupan. Sebagian besar mahasiswa kini dibantu adanya internet dan media sosial yang membuka realitas kehidupan organisasi yang tidak sejalan antara yang ditawarkan dan didapatkan ketika bergabung didalamnya. Memang harus diakui, bahwa hari ini sebagain besar mahasiswa memandang kuliah adalah sarana memperoleh pekerjaan bukan malah mencoba merubah nasib rakyat atau negara. Suatu fakta yang ditolak oleh organisasi mahasiswa, yang menyatakan bahwasanya mahasiswa harus memiliki beban menjadi agen perubahan dan mewujudkan kehidupan yang layak bagi seluruh rakyat yang ada. Seakan terjebak dalam imajinasi yang dibuatnya sendiri, organisasi mahasiswa kini menjual Sejarah dan catatan yang telah berlalu kepada mahasiswa baru.
Dulu Jaman Abang Dek?
KEMBALI KE ARTIKEL