Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen

Riana

18 April 2024   23:57 Diperbarui: 18 April 2024   23:57 124 2
Kota Luar sore itu menangis, hujan menggenangi permukaan aspal. Kopi-kopi di meja kafe mendingin tak kunjung diminum. Warna-warni payung menghiasi jalan trotoar. Jas-jas hujan berkeliaran melawan arus hujan. Remang cahaya membias pada butiran air, yang membuat senja tampak elegan. Sayangnya hujan tak lagi menyimpan kerinduan dalam bola mata bocah-bocah. Semua manusia meringkuk di bawah naungan atap, kecuali mereka yang sengaja memadati jalanan untuk pulang. Punggung-punggung berbalik. Nuansa yang manis di tepian jembatan kota menjadi hal yang paling dirindukan, saat sepasang pemuda saling sandar membicarakan kesemuan masa depan. 

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun