Malam itu merupakan malam yang tak ingin dikenang, saksi suratan pahit yang seharusnya tak pernah terbuka apalagi sampai terbaca. Pemuda tanggung itu terpaksa menanggung derita selama 432.000 detik, di dalam ruang hening minim cahaya, beradu dengan siut angin yang masuk melalui celah-celah dinding bambu. Tak ada hujan, namun mendung menggantung gagah, menelan bintang-bintang, menyembunyikan rembulan, suasana alam pun liar. Semak-semak berembun, mata burung hantu melotot, ia tak sudi dengan tamu asingnya. Nisan-nisan berwajah masam. Malam jumat menjadi pelengkap aura seram. Sesekali terdengar suara kemerosok dari sela-sela kuburan. Tak ada anjing menggonggong, namun jantung waktu yang berdetak pada pukul satu pagi membuat bulu kuduk Gandi merinding.
KEMBALI KE ARTIKEL