Aku tidak berani memposting semua tulisan-tulisanku di blog yang bisa dinikmati dan dinilai oleh publik karena selalu sarat dengan emosi yang terlalu dalam dan berlebihan, zig zag, kadang terlalu banyak tema yang kuusung dalam satu tulisan, kalimatku yang bertele-tele dan pemilihan diksi yang kurang tepat sehingga banyak kalimat dahsyatku tidak memancarkan squence dengan sempurna, kadang tema di awal tulisan yang kuat sering kuakhiri dengan tulisan yang lemah dan kabur, tulisanku kebanyakan kacau seperti jiwaku yang kacau.
Antonio!!! Ruh belajarku yang dulu hilang dan terbang entah kemana, sama sekali tiada bersisa. Jalan keluarnya adalah aku harus memendam dulu tulisanku beberapa lama sampai emosiku stabil dan membaca ulang kembali baru kemudian mempostingnya, karena beberapa kritikan tajam yang kuterima dari beberapa sahabat lamaku. Aku tahu dan mengertI! kritikan tajam dan keras atas tulisanku adalah cambuk bagiku untuk maju karena menulis bisa meningkatkan gelombang alpha di otakku dan mengurangi gelombang beta untuk mengaktifkan otak tengahku yang dapat menyeimbangkan kemampuan otak kiri dan kananku.
Aku tahu, aku tidak boleh memaksakan hati untuk menulis, Antonio! Aku akan coba beri kesempatan hati untuk bersuara pasti akan tercipta tulisan!, meski hanya sebait! itu sudah merupakan goresan yang nantinya akan berlayar menuju samudera kata dan berdermaga menjadi karya, bukan?! Meski satu bait akan kucatat geliat hurufku, pasti bisa, Antonio! Karena sebuah gambaran jiwa itulah yang tertuang dan menjelma menjadi tulisanku.
Saat aku merasa kuat sebenarnya aku masih berjuang untuk kuat, aku belum menang!, lalu aku sadar aku lemah dan akhirnya menyerah kalah, dan kata seorang teman sparing menulisku sebenarnya sesuatu yang cukup manusiawi sahabat yang kupilih adalah DIA, karena hanya kepadaNYA aku bisa bersandar sepenuhnya, bukan?! Aku siap dan akan belajar dari titik impas meraih kemenangan itu atau jika perlu aku akan belajar dari titik nol kembali, titik nol yang bulat seperti untaian bulan purnama yang menerangi semesta malam! memantulkan bayang air cinta pada setiap bibit kehidupanku dan menghangatkan dingin malam pada tubuhku.. sehangat senyumanmu dulu kepadaku, Antonio!!!
Saat ini, dirumah sakit ini aku menemukan sebuah keheningan! keheningan yang sebenarnya sebuah sunyi yang indah, keindahan yang bisa merasuki dan meremangi seluruh pori-pori rasaku! Aku merenung, merenungkan tentang ular dan Adit yang datang ke dalam mimpiku. Jujur aku jatuh kedalam jurang yang dalam meski kata Adit dulu, aku adalah bidadari kecil cantik yang memiliki sayap yang kuat, saat ini sayapku lemah, Antonio!!, dan hampir patah karena telah merasa banyak kehilangan! kehilangan ayah, kehilangan dirimu dan Aditya, kehilangan dalam menentukan arah dan tujuan hidupku dalam berkarya. Karya di dalam karier dan pekerjaaan utamaku, karena banyaknya penyimpangan dalam membuat kebijakan yang kulihat, kualami dan terpaksa kulakukan, karyaku di dalam keluarga yang masih dalam proses dan belum menghasilkan buah dan juga karyaku dalam menulis yang masih tersendat-sendat karena merasa terlalu lemah dan belum mampu melakukan sesuatu secara maksimal.
Antonio! Aku tidak mau ada yang tahu aku ada di sini, di penjara terali sutra yang mengurung jiwa dan ragaku yang penuh keharuman obat-obatan yang menyesakkanku, kecuali beberapa teman alumniku yang sangat mengenal, menyayangi dan mengerti aku. Aku ingin engkau juga mengenal lukisan lembar-lembar hijau daun kehidupanku melalui tulisanku dari tempat ini, Antonio sayang!Melalui goresan dan lukisan huruf ini aku ingin berbagi denganmu!
Aku ingin segera pulih , Antonio! Adit sangat menyayangiku, aku yakin dari alamnya sana dia pasti ingin aku sembuh dan segera pulih. Mohon sebutkan namaku di dalam setiap relung-relung doamu dan alirkan dengan suara hati yang bening dan murni dari dalam dadamu!! Karena Adit dulu juga begitu, meski Adit kadang sesuka hatinya untuk berkata apa saja kepadaku bahkan menyentil telingaku di depan umum secara tiba-tiba jika kesal kepadaku dan membiarkan aku menangis sampai mengeluarkan banyak air mata. Aduhh, indahnya buih-buih persahabatan yang lepas tanpa syarat ditepian pantai karena dilandasi dengan hempasan kasih dan cinta putih, murni, suci, sejati dan abadi, Antonio!!
Sebelum aku tidur memeluk malamku sendiri, di keheningan ini aku ingin mengirimkan gelombang kerinduan rahasia rembulan dari sang dewi malam yang kutitip kecup untuk Adit dan dirimu, untuk kau peluk aku dalam setiap doa malammu!!