Tema: Â Sesal
Langkah telah menjauh susuri tepian waktu
Menuju pemberhentian akhir selamanya
Mengapa menoleh temukan banyak hal menggumpal
Sesakkan napas tentang tanya megapa
Sesak napas ketika mengingat masa lalu
Bulir bening tak terasa mengalir
Tiada lagi yang bisa dilakukan
Hanya sesal yang tersisa
Tanpa kata berusaha mengadu pada-Nya
Pasrah kepada Sang Maha Kuasa
Sesal pun tiada guna yang ada menambah luka
Ikhlas dan yakin akan datang yang terbaik
Jalani hidup dengan memperbaiki diri
Tiada lagi kumbang bertandang
Menyapa nektar sang kembang
Seperti dilatasi hati kita
Terbujur pasrah antara pertemuan dan penyesalan
Meskipun penyesalan selalu datang di akhir
Setidaknya aku pernah berjuang
Upaya yang tidak seberapa
Jika dibandingkan dengan sesal yang kurasa
Setidaknya, penyesalan ini tidak sia-sia
Seperti kesia-siaan mengharap kasihmu
Kesia-siaan yang merenggut hati, asa, dan rasa
Kini, saatnya untuk ikhlas
Melepaskan apa yang seharusnya dilepas
Lepaskan Rasa sesal dalam belenggu Jiwa.
Tataplah langit masih cerah
Janganlah menyerah karena penyesalan yang ada dalam atma.
Kurangkai hati kuukir jiwa
Tuk dapatkan maafmu atas kesalahanku
Namun kau sedikit pun tak menoleh
Bahkan sesalku teramat dalam atas semua ini
Hingga jatuh jauh ke dasar hati....
Puisi kolaborasi dari komunitas Rumah Pena Alegori, alumni kelas puisi KMO, pendiri Rani Iriani Safari.
Karya: Titi Ariswati, Rai Seika, Evie Salam, Almahdi Zaenudin, Erni, Popy Purwono, Iecha Az-zahra, Yayah Nurliah