Mohon tunggu...
KOMENTAR
Healthy

Kehamilan Ektopik (Kehamilan diluar Rahim)

30 September 2011   07:51 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:28 4803 2
[caption id="attachment_134155" align="aligncenter" width="656" caption="Tubal Pregnancy (ectopic pregnacy) courtesy of American Journal of Medicine"][/caption] Siang ini kami menerima pasien seorang ibu dengan keluhan perdarahan pervaginam yang sangat masiv, dengan diantar suaminya ibu ini menyampaikan kepada dokter perihal keluhannya yang sangat membuatnya cemas, yaitu perdarahan pervaginam yang sangat banyak disertai nyeri perut yang sangat seperti mau melahirkan, padahal ibu ini merasa tidak hamil, karena baru saja melahirkan 7 bulan yang lalu dan masih menyusui bayinya. Saat keluhannya baru dirasakan ibu ini sempat datangĀ  ke bidan praktek dan diberi obat penambah darah, dengan pesan bidan tersebut bila masih terjadi perdarahan segera ke dokter untuk penanganan lebih lanjut. Pesan bidan itu dilaksanakan oleh suaminya dan segera membawa istrinya ke klinik kami, lalu dokter yang baru saja pulang dari sholat Jum'at langsung memeriksa ibu ini dengan seksama, dan atas dasar kecurigaan yang beliau pikirkan, ibu ini disarankan untuk melakukan USG Abdomen untuk mengevaluasi lebih mendalam dan lebih detail lagi mengenai keluhan yang ada. Setelah dilakukan USG Abdomen, ternyata ditemukan adanya pertumbuhan janin sekitar 3-4 minggu yang tumbuhnya bukan di dalam rahim seperti layaknya kehamilan normal, namun tumbuh di rongga abdomen dan menempel pada omentum mayus disekirar usus didalam rongga perut. Kejadian ini dikenal dengan kehamilan ektopik terganggu (KET) yaitu kehamilan diluar rahim yang mengalami perdarahan (terganggu) dan ini merupakan kasus emergency yang dapat mengakibatkan ancaman buat si ibu. Lantas dokter menyarankan kepada suami dan ibu ini untuk langsung dilakukan tindakan medis berupa operasi untuk segera mengeluarkan janin yang salah tumbuh itu, karena bila dibiarkan maka perdarahan pervaginam dan rasa melilit yang amat sangat di sekitar perut itu akan mengancam jiwa si ibu. Maka dengan segera si ibu dipersiapkan untuk operasi ke rumah sakit terdekat dan dokter merujuk ke RST/DKT Wijaya Kusuma, Purwokerto, Banyumas. Dan kamipun mendapat laporan siang ini, bahwa benar sekali kasus itu adalah kehamilan diluar rahim atau dikenal dengan Kehamilan Ektopik Terganggu (KET), dan Alhamdulillah operasi berjalan lancar dan si ibu dapat diselamatkan dari bahaya KET tersebut. Perlu dipahami betul, inilah tanda-tanda KET (Kehamilan Ektopik Terganggu) yang dijelaskan oleh dokter kami: Istilah ektopik berasal dari bahasa inggris, ectopic dengan asal kata dari bahasa Yunani, topos yang berarti tempat. Jadi istilah ektopik dapat diartikan "berada di luar tempat yang semestinya". Apabila pada kehamilan ektopik terjadi abortus atau pecah, dalam hal ini dapat berbahaya bagi wanita hamil tersebut maka kehamilan ini disebut kehamilan ektopik terganggu. Penyebabnya adalah terjadi karena hambatan pada perjalanan sel telur dari indung telur (ovarium) ke rahim (uterus). Faktor resiko yang diperkirakan sebagai penyebabnya adalah:

  1. Infeksi saluran telur (salpingitis), dapat menimbulkan gangguan pada motilitas saluran telur.
  2. Riwayat operasi tuba.
  3. Cacat bawaan pada tuba, seperti tuba sangat panjang.
  4. Kehamilan ektopik sebelumnya.
  5. Aborsi tuba dan pemakaian IUD.
  6. Kelainan zigot, yaitu kelainan kromosom.
  7. Bekas radang pada tuba; disini radang menyebabkan perubahan-perubahan pada endosalping, sehingga walaupun fertilisasi dapat terjadi, gerakan ovum ke uterus terlambat.
  8. Operasi plastik pada tuba.
  9. Abortus buatan.
KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun