Pengelolaan Emas Hitam (minyak bumi) di Tanah Papua khususnya di Distrik Klamono Kab. Sorong sudah dilakukan selama hampir 100 tahun sejak kehadiran perusahaan minyak Belanda, The Nederlandsche Nieuw-Gunea Petroleum Maatschappij (NNGPM) melakukan eksplorasi tahun 1935. Sejak saat itu akses di wilayah tersebut mulai terbuka, pembangunan jalan dan jembatan serta pelabuhan  dilakukan, warga setempat juga dilibatkan dalam proses pembangunan maupun kegiatan bongkar muat di pelabuhan sehingga mereka memperoleh uang Belanda sebagai upah kerja. Dengan demikian telah terjadi proses perubahan budaya dari semula sebagai suku pemburu menjadi pekerja yang memperoleh uang untuk dibelanjakan di toko-toko yang sebelumnya belum pernah ada. Efek domino dari beroperasinya perusahan minyak Belanda tersebut adalah masuknya tenaga asing serta tenaga kerja Indonesia yang berasal dari luar Papua, dan secara otomatis ikut meningkatkan  akses perekonomian setempat.