Lain dengan China yang terus membangun jaringan kereta api untuk meningkatkan kapasitas ekonominya. Saya pikir, ini tindakan yang paling cocok di jaman sekarang karena populasi global akan mencapai puncaknya dalam waktu dekat (seperti presentasi Profesor Hans Rosling tentang populasi penduduk dunia). Jadi kita harus memastikan bahwa infrastruktur di muka bumi harus dapat menampung seluruh kegiatan ekonomi bagi seluruh penduduk dunia.
Akan sangat sulit jika pembangunan infrastruktur publik sepenuhnya di serahkan kepada swasta atas nama liberalisasi ekonomi. Seperti kata Prof. Norman Bailey, western economic policy still fighting wrong battle. Haruslah negara yang membangun infrastruktur tersebut. Dan ketika negara China giat membangun infrastruktur, angka pertumbuhannya selalu tercatat tertinggi.
Dalam pembangunan infrastruktur pun tidak boleh sembarangan, harus sesuai dengan kebutuhan dan tidak selalu harus mencontoh negara maju. China membangun jaringan kereta api masif dan tidak mengikuti Amerika Serikat yang membangun jalan tol besar-besaran.
Kereta api akan membuat sistem transportasi tidak boros bahan bakar, ini adalah cara China untuk mengurangi ketergantungan pada BBM. Kenapa? Karena kereta api tidak pernah membuang-buang BBM karena kemacetan! Kereta api bisa membawa 50 gerbong barang dengan satu mesin lokomotif. Ini jauh lebih hemat dibandingkan jika dibawa dengan 50 truk dengan 50 mesin pula!
Indonesia juga harus bisa menemukan pola pembangunannya sendiri. Jangan cuman menurut dengan petunjuk bangsa asing. Salut untuk Pak Jokowi yang berani melawan Bank Dunia karena memberikan syarat memberatkan.
Pada saat pasukan Kopassandha membebaskan sandera dalam pembajakan pesawat DC9 Woyla, seluruh operasi dirancang dan dilaksanakan oleh para putra terbaik bangsa. Hasilnya, seluruh sandera selamat. Namun saat operasi pembebasan sandera di Iran Jaya (sekarang Papua) dari tangan OPM, ada bantuan dari Pasukan SAS Inggris, Kepolisian Inggris (Scotland Yard) dan Kontraktor Militer Executive Outcome. Hasilnya? Dua sandera tewas dan belasan penduduk sipil juga tewas.
Dari dua kisah di atas bisa kita petik kesimpulan untuk kita pesankan kepada calon presiden, bahwa kita harus percaya diri dengan kemampuan kita sendiri!