Sepucuk surat ini pun menjadi pengantar dalam detik-detik perguliran masa. Terima kasih untuk sederet huruf di bawah ini. Huruf-huruf yang merangkai makna bertransformasi menjadi seuntai doa tulus dari mu :) Hingga pada akhir kata, nadi ini tak hentinya berdenyut kencang. Simfoni nadi dan nafas pun mencipta lagu sederhana di hari bahagia ini. ^_^ terima kasih.
LIHAT, RASAKAN, DAN RESAPI
Berbahagialah waktu yang menghimpun rasa di suatu dimensi.
Persinggahan hati tertuntun di alam imajinasiku kemarin, sebelum kata tak lagi bertutur meraih kalimat. Hanya kegundahan kala itu yang menusuk jemari, sembari membekukan dunia yang belum kusenyumi. Di balik warna pelangi, masih ada nyanyian hujan menyudutkan sepiku. Aku masih nyaman dengan segalanya, terlebih karena aku hanyalah seorang biasa. Dunia mengenalku dengan sederhana, inginku.
Menjadikan segalanya bersahabat, membingkai rasa demi rasa yang pernah menyiasatkan perih pada kesalahan, membuatku semakin bersahabat untuk mengenal duniaku.
Ini duniaku, tak seorang pun kupercaya untuk mengenalnya.
Ini imaji yang kumainkan dengan kebebasan yang liar, tak seorang pun memegang kendali itu kecuali mereka ingin terbungkam.
Waktu masih berbahagia, dan selalu berbahagia
Kehidupan menuju persinggahan abadi bukan tidak mungkin hanya menjadi rekayasa. Kalau aku mengenalnya, dan kau memahaminya, SEBENARNYA *kemarin aku terlalu damai dalam imajiku sendiri. Hingga aku mengakuinya, aku sebenarnya imaji.
Kupikir, kau dan segala hal yang berani menumbuhkan harapan, tidak akan pernah ada.
Kemarin, waktu menjadi puzzle yang menjadikankan fokusku memecahkan mainanku sendiri. Aku lebih memilih bermain dengan puzzleku sendiri, tanpa menginginkan seorang pun menggangu. Sendiri, menjadikanku lebih memaknai kehidupan.
Kadang waktu punya detik yang bisa merubah dimensimu, dan kadang kau akan terhipnosis dengan pererubahan yang kau alami.
Meresapi segalanya, hingga menunda kau untuk bisa lebih baik dengan harapan sebelumnya. Awalnya, aku hanya ingin menemuimu di sebuah kebahagian yang sebelumnya kau cerita dengan penuh luapan emosi. Kutangkapnya, kau telah menitipkan harapan besar padanya. Inilah imaji yang sempat menguasai ruangku, aku hanyalah sandaran sederhana yang bisa menguatkanmu, yang bisa membuatmu menarik nafas dengan nyaman. Sebelum kau menguji dan kembali berjalan bersama duniamu.
Cukup itu saja, dan aku bahagia.
Meski, sebuah dimensi memecahkan seluruh warna dalam imajiku. Disaat kau tengah bercerita tentangnya, disaat kau menceritakan segalah hal tentangnya. Hening memetik dawai dengan nada-nada yang lukiskan not-not putih.
Inginku, kau menemaniku