Mohon tunggu...
KOMENTAR
Fiksiana Pilihan

Membuat Puisi Romantis

22 Juni 2022   23:04 Diperbarui: 22 Juni 2022   23:09 167 4
demi membikin puisi romantis yang dalam untuk calon istrinya,
seorang pria merelakan waktunya untuk terus menggali di dalam pikirannya sendiri.

betapa kesal wajahnya kala menemukan sesosok Jason Ranti yang sedang melukis peler di kanvas merah muda.

iapun menggerutu, "bukan kamu, puisiku nanti terlalu lusuh."

maka setelah meninggalkan ciu untuk Jason, ia pun kembali menggali. Gali yang dalam seperti lubang digali lubang, hutang ditutup hutang.

tiba-tiba wajahnya masam melihat Jokpin yang sedang duduk di angkringan bersama dahak pacar senjanya yang membeku di kulkas.

ia kembali menggerutu, "bukan kamu, nanti puisiku terlalu simbolik. Pacarku itu idiot, dia butuh puisi romantis laksana anak panah yang langsung mengena di hatinya, tapi dalam di pikirannya."

Maka setelah meninggalkan kopi untuk Jokpin, ia pun kembali menggali. menggali terus membuat keringat di keningnya mengucur seperti banjir Jakarta, dan di kelangkangnya ditumbuhi borok.

KTANG!

tiba-tiba sekopnya membentur batu, membuat lengannya keseleo dan patah layaknya anak burung yang ditembak jatuh. Ia kembali menggerutu, "ini pasti Blues untuk Boni." katanya,

"terlalu keras untuk pacarku. Dia itu cewek edgy yang senang dengan yang esteutik-esteutik, ala-ala kamar gelap dengan Tambler ungu berbau anxeity. Dia butuh puisi romantis bagaikan rahasia debu kepada penyapu, yang menjadikannya KUNG KANG KUNG KING KUNG."

maka setelah meninggalkan cinta untuk Si Merak, dia kembali menggali.
kini ia kembali ke masa-masa kuliah, saat ia berhasil meniduri perempuan bermodal puisi. Masa-masa itu sungguh indah karena kondom murah, rokok murah, harapan murah, minyak goreng murah, harga diri murah dan tentu saja cinta seorang sahabat begitu ramah.
kini ia menangis mengingat sekarang kawannya semakin menipis.
dan mau tidak mau keinginannya pun semakin mengerucut.

dan betapa girang ia menemukan sesosok pria tua yang membuatnya mecintai puisi.

"Pak Sapardi!" teriaknya, lalu memeluk Sapardi. Lalu diciumnya tangan yang berkeriput itu, yang bagaikan akar merahasiakan segala rindu dari hujan di bulan Juni.
Dipeluknya sekali lagi karena rindunya adalah rindu angin kepada siul dan daun kering di halaman.

Sapardi yang rendah hati, tersenyum asri kepadanya. Dan setelah menceritakan masalahnya kepada Sapardi, Sapardi pun berkata :

"puisi romantis yang dalam itu adalah puisi yang terngiang dalam mimpinya, menggantikan hangat selimutnya. Puisi tersebut haruslah jujur dan berisi bunyi yang nyaring, yang akan menggema dalam lubuk hatinya."

pria itu pun menggangguk-angguk hingga lehernya patah. Sekali lagi mencium tangan Sapardi yang sekejap kemudian menjadi abu. Maka setelah berduka yang sekian kali, ia pun kembali ke dunia nyata yang penuh ironi.

diajaknya calon istrinya itu duduk menyaksikan ia membacakan puisi di atas panggung.

puisi itu berbunyi seperti ini :

"aku mencintaimu." suaranya bergema dalam teater itu. "mari kita saling membelakangi, mengejar karir masing-masing, dan menikah dengan jodoh masing-masing.

Kita ini miskin, sebaiknya mencari kebahagiaan di dunia yang penuh gengsi;

menuntut materi, pekerjaan mapan dan memiliki mobil agar dibilang kaya oleh tetangga. Jangan mabuk dalam romantisisme akibat dongeng-dongeng resapan ala Juliet dan Romeo yang konyolnya mati bunuh diri. Perut diberi makan nasi, bukan kerikil. brankas diisi investasi-investasi crypto yang ambisius, bukan harapan-harapan manis cinta sehidup semati."

sontak mulut Si calon istri menganga, lalu melompat dan memeluk pria.

"itu adalah puisi romantis yang sungguh dalam, sayang!"

Setelah dicium bibir lelakinya untuk terakhir kali, dia yang girang meninggalkan Si Pria, pergi mengejar karirnya, menikah dengan jodohnya. Sedangkan Si Pria tetap di teater itu. Sembari  diterangi lampu sorot, ia duduk menatap bayangan dirinya yang terpantul di latar panggung yang berwarna biru pudar. Ditatapnya panjang, bayangan tubuhnya itu yang masih mengenakan toga dan sedang mengemis pekerjaan.

April

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun