Wajahmu
Diarak bagai tontonan
Aibmu
Hari penuh belukar menyerabut
Mengoyak sisi dalam.
Dan bait tersusun berbingkai
Amarahmu
Setiap kehilangan adalah
Ingatanmu
Sebelum lenyap penuh harapan
Setangkai berduri tergenggam.
Ke dalam perantauan berbisa
Gua hatimu
Sekali menetapkan,
Setelahnya luruh seluruh.
Yang utuh, bertahan tanpa air mata
Berhidung bulat
Merah bagaikan bulan berkarat
Kesanmu di antara mata
Dan jalanmu yang terjal
Maka selamanya,
Kita menatap yang tertatap
Masa depan
Dirimu
Kami sangsi oleh kebutaan
Takdir...