Mohon tunggu...
KOMENTAR
Pendidikan

Umroh Bagi yang Senior dan Berprestasi di Pertemuan Akbar Guru dan Karyawan LPIT TBZ

18 Agustus 2013   07:00 Diperbarui: 24 Juni 2015   09:11 142 0

Pada acara Pertemuan Tahunan Keluarga Besar Yayasan Thariq Bin Ziyad tahun 2013, akhir Juni yang lalu, telah terpilih tujuh orang penerima hadiah umrah tahun 2013. Judul tulisan di atas memang boombastis. Mirip judul iklan “yang muda yang bergaya”. Bedanya setelah kata sambung  “dan” ditambah kata sambung “yang”.  Perhatikan kalimat:” yang muda yang bergaya” dengan “ yang muda dan yang bergaya”. Kalau yang muda yang bergaya artinya yang bergaya,  anak muda itu juga, hanya satu pihak, tetapi kalau yang muda dan yang bergaya, bisa diartikan ada dua pihak yaitu yang muda dan yang bergaya. Ada anak muda yang bergaya dan ada yang hanya bergaya walaupun tidak muda lagi. Ah .. susah sekali dipahami.  Padahal mau berceritera tentang penerima hadiah umrah LPIT TBZ tahun 2013. Pertimbangan penerima hadiah umrah adalah faktor senioritas dan faktor berprestasi atau  kedua faktor tersebut yakni karena sudah senior dan berprestasi pula. Memang sulit untuk menetapkan siapa yang berhak mendapat hadiah umrah? Berdasarkan undian pernah dilakukan, faktor “lucky” (keberuntungan) sangat berperan. Hasilnya siapa yang dapat umrah belum tentu pas dengan perkiraan si Pemberi hadiah umrah, walaupun terasa lebih adil, karena tidak ada satupun yang bisa menebak dan semua pegawai mendapatkan kesempatan yang sama. Namun terkadang hasil umrah tidak seperti diharapkan, yakni tidak terlihat adanya perubahan ke arah  yang lebih baik atau yang tercermin dari perubahan tingkah laku sehari-hari. Sangat disayangkan.  Sekali waktu berdasarkan jabatan dan prestasi kerja. Di satu sisi pas karena ingin memberikan penghargaan atas dedikasi seseorang dan prestasinya. Di sisi lain timbul prasangka, rasanya “orang tertentu” tidak mungkin dapat hadiah umrah karena walaupun berpretasi tetapi tidak memegang jabatan. Demikian juga jika hanya mengandalkan senioritas saja, sebagai penghargaan atas lamanya berdedikasi, akan timbul pertanyaan lanjutan: ”Lho saya berpretasi kok nggak dapat hadiah umrah?. Hanya gara-gara orang “baru”. Dari berbagai pertimbangan tersebut di atas maka diambilah pertimbangan yang senior dan yang berprestasi (bukan yang senior dan berprestasi, lho?) . Pada prinsipnya pimpinan lembaga ingin berlaku adil, profesional dan obyektif. Inilah mereka, calon tamu-tamu Alloh, hadir  ke Baitullah, di Makkah Al Mukaromah. Ada tujuh orang yang terpilih mendapatkan hadiah umrah tahun 2013.  Mereka saya kenal senior dan/atau berprestasi, sebagai contoh:

1.SUMARDJI

Dia telah cukup senior mengikuti perkembangan pembangunan gedung LPIT TBZ. Sejak pembangunan gedung SDIT Pondok Hijau Permai (bahkan mungkin pembangunan SD TBZ di Kampung Utan Tambun, ketika bergabung dengan Yayasan Al Muslim) hingga sekarang. Dia menjabat pengawas pembangunan, juru belanja material bangunan hingga menjabat Koordinator Maintanance Gedung. Berapa meter kubik pasir yang dia beli atau berapa galon cat tembok yang telah mempercantik dinding sekolah, beliaulah yang lebih tahu. Pantaslah setelah sekian lama mendedikasikan tenaga dan pikirannya di LPIT TBZ, mendapatkan kesempatan giliran berumrah.

2.SITI KHADIJAH

Orang tua tercinta memberi nama Khadijah bukan kebetulan, penulis yakin terkandung makna dan harapan yang terbaik. Nama salah satu istri Nabi SAW, diharapkan menjadi pengingat sekaligus pembimbing sang pemakai menjadi seperti beliau. Terbukti Siti yang satu ini berhidmat di dunia pendidikan. Mengantar generasi mendatang generasi yang shaleh dan cerdas sebagai penerus perjuangan Rosululloh SAW. Dia mengabdi cukup lama sebagai pendidik sejak di SDIT Pondok Hijau, hingga kini di SDIT Jamulya. Pantas kiranya mendapatkan hadiah umrah tahun ini.

3.MUHAMMAD RIDWAN

Orang yang satu ini hampir semua kenal. Guru matematik yang “mati-matian” (baca: serius, fokus, bersungguh-sungguh) menyusun buku pegangan murid SD mata pelajaran Matematika. Pernah bergelimang di bidang Litbang (Penelitian dan Pengembangan), sebagai Kepala Litbang. Kemudian kembali menjadi guru kelas dan saat ini menjabat Ketua Koperasi Karyawan Yayasan Thariq Bin Ziyad (Kopthariq). Beliau termasuk tokoh yang relatif senior juga.

4.MIFTAHUL HIDAYAT

Seorang hafidz yang telah cukup lama  mendedikasikan tenaga dan pikirannya beserta sang istri tercinta (Dra. Nina Susanti) pada Lembaga ini. Disamping sebagai guru kelas, pendakwah, khutoba,  beliau juga pernah menjadi pengajar tahsin & tahfidz Ma’had Thariq Bin Ziyad.  Kefasehan dalam melafadzkan huruf-huruh hijaiyah menjadi bekal terendiri dalam berdakwah maupun menjadi imam sholat panggilan (sholat taraweh, sholat ied, dsb.).

5.IMAM BAIQUNI

Pria kelahiran Kebumen, sekian tahun yang lalu masih tetap langsing dan atletis. Postur tubuhnya seakan tak pernah berubah sejak bujangan hingga memiliki satu putri  seumuran SD. Sarjada muda yang sedang menekuni S1 nya, cukup banyak memiliki prestasi baik saat mengajar di sekolah maupun sebagai mentor calon peserta olimpide Matematika di luar sekolah. Tak sia-sia lembaga inipun mempecayainya sebagai wakasek (wakil kepala sekolah) bidang kurikulum SDIT Pondok Hijau mendampingi ibu Siti Rochayati bersama Sugeng Malikul Bahri, MPd., sebagai wakasek bidang kesiswaan.

6.ARIEF FADILAH

Guru yang satu ini, penulis kurang kenal secara mendalam. Namun wajah ganteng dan balutan kulit hitam manis, tak mudah di lupakan. Badan cukup tegap dan rambut hitam legam yang rapi menjadi ciri khas penampilannya. Beliau adalah Wakasek SMAIT bidang kurikulum (sebelumya koordinator bidang kurikulum) mendapingi bapak Nono Aryandi yang lebih akrab dipanggil bang Arya. Prestasi dan jabatan yang melekat pada dirinya mencerminkan kepantasannya untuk mendapatkan hadiah umrah kali ini.

7.ABDUL RAHIM

Pria asal Lampung ini, piawai berbahasa Arab, Inggris dan Jawa (baik yang kasar maupun halus). Tak pernah tahu persis di mana beliau belajar bahasa Jawa. Mungkin saat nyantri atau kebetulan istri tercinta orang Jawa asli. Gelar Lc, melekat pada namanya. Jika sudah berbicara bahasa Arab sangat faseh sulit dibedakan orang Arab apa orang Indonesia. Demikian juga jika diajak “ngendikan utawi ngomong basa Jawi, mboten ketingal priyayi Jawi tulen punapa Sumatraism”. Keberangkatan umrah kali ini akan menambah khasanah kemampuannya untuk mengawal asrama SMPIT Boarding School, sejalan dengan jabatan yang disandangnya sebagai Wali Asrama.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun