Aku berpikir, entah apa jadinya jika aku tanpa dia. Dialah satu-satunya alasanku masih tetap bertahan. Kukecup keningnya perlahan, agar tidak membangunkannya. Sayangnya dia terbangun oleh ulahku. Karen tersenyum lembut dan menatapku teduh.
“Entah apa jadinya jika aku tanpamu.” Kata itu kukatakan langsung kepadanya. “Kamulah alasan satu-satunya yang mampu membuatku melewati semua masalah.”
Karen mengerutkan kening. Lalu dia tersenyum dan berkata. “Sayang, selama ini aku tidak melihat masalah selama bersamamu.”