Jauh dari jantung kota Banjarmasin, terdapat sebuah
coffee shop dimana seorang gadis dengan tekun mengetik di laptopnya. Tut, tut, tut, jarinya menari lincah diatas
keyboard, sepotong
cheese cake dan segelas es kopinya terabaikan, pun begitu dengan setumpuk buku yang teronggok setia menemaninya di meja. Entah apa yang dikerjakannya, namun pemandangan seperti ini merupakan hal yang sangat wajar di penghujung tahun 2018, seorang perempuan muda mengerjakan tugasnya di sebuah
coffee shop. Sebuah pemandangan yang mungkin hanya menjadi mimpi basah bagi perempuan-perempuan yang lahir dan hidup di Indonesia pada era 1800-an.
KEMBALI KE ARTIKEL