suatu malam pagi telah bersiap menyambut alam, ketika kesunyian merambat bersama detak dan detik jam pukul dua
ada yang mengetuk-ngetuk logika
kemudian masuk besama balon-balon tanya
yang siap dipecahkan di dalam pikiran
mereka berpesta
merayakan kebimbangan seseorang
dan berpidato dengan lantang
di antara langit-langit mimpi yang masih petang
"setiap orang memilih nasib malangnya sendiri,
 terus saja ia meratapi segala yang telah pergi,
dengan air mata yang tak henti-henti,
membanjiri dada-dada sepi, sampai lupa jati diri."
kalau seperti ini pesta akan terus dirayakan
dengan kesedihan sebagai jamuan utama hidangan
bersama nyanyian-nyanyian kebimbangan
di ruang hati orang baperan
Banyumas, 20 Oktober 2020