Seperti apakah wajahmu, wahai maut? Apakah boleh aku menawarkan persahabatan, agar datangmu tak membawa ketakutan, agar tak bersisa di hatiku rasa gentar dan kecemasan, karena dalam sadarku aku mengaku bahwa janji datangmu adalah pasti, karena dalam pahamku aku mengerti bahwa perintah penciptamu tak dapat kau ingkari, dan sungguh, aku tahu waktu yang kumiliki tak akan pernah bisa kembali.
KEMBALI KE ARTIKEL