Mohon tunggu...
KOMENTAR
Pendidikan

Ketika Guru Harus Memilih

12 September 2012   14:13 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:34 226 4

Begitulah analogi mengajar aktif. Guru menciptakan nuansa belajar seperti memelihara sebuah tanaman, menciptakan kondisi agar potensi bisa tumbuh dan berkembang maksimal. Sedangkan mengajar dengan cara tradisional seperti menuangkan air ke dalam gelas. Siswa diibaratkan sebagai gelas, sedangkan air diibaratkan sebagai ilmu pengetahun.

Mengajar dengan cara tradisional hanya menjejalkan air pengetahuan ke dalam gelas-gelas siswa yang kosong. Gelas tidak bisa melakukan apa-apa, pasrah saja menerima apapun yang akan dituangkan oleh sang guru dari teko pengetahuannya.

Maka jelaslah bahwa mengajar aktif jauh lebih baik untuk perkembangan peserta didik. Inilah yang biasa disebut sebagai PAKEM, Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Sayangnya, tidak semua guru mau melakukan PAKEM di kelasnya. Mengapa?

Guru merasa tidak bisa sejak awal. Rasa tidak bisa adanya dalam pikiran kita. Cuma efeknya sangat berbahaya. Terlintas saja kata “Saya tidak bisa” maka pikiran akan segera mencari cara untuk mewujudkannya menjadi kenyataan, jadilah anda benar-benar tidak bisa. Padahal sebenarnya anda bukan tidak bisa, tapi tidak mau!

Padahal banyak di dunia ini yang awalnya dianggap tidak bisa tapi sekarang bisa terwujud. Misal, transplantasi jantung! Orang dulu mungkin tidak pernah berpikir bahwa jantung bisa ditransplantasi bukan? Bagaimana mungkin organ vital manusia ini bisa dilepas dan diganti dengan yang lain? Begitulah yang saya rasakan pertama kali ketika mendengarnya, “Kok nggak mati ya orang diambil jantungnya kemudian diganti dengan jantung lain? Jantung itu kan organ vital, berhenti berdetak, berarti mati. Nah ini malah diambil dan diganti”

Jika memindahkan jantung manusia aja bisa, apalagi hanya menciptakan sebuah pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa. Pasti bisa!!

Buat apa repot-repot! Ya. menciptakan PAKEM memang lebih repot dibandingkan dengan pembelajaran tradisional. Untuk mewujudkan PAKEM paling tidak guru harus menyiapkan media pembelajaran dan alat peraga yang dibutuhkan. Tapi yakinlah, semakin besar usaha yang kita keluarkan maka akan berbanding lurus dengan hasil yang diperoleh. Siswa akan lebih mengerti dan guru mendapatkan kepuasan tersendiri.

PAKEM atau tidak hasilnya sama saja kok! Ah saya rasa tidak. Anda semua yang membaca tulisan ini juga pasti akan berkata tidak. PAKEM jelas akan memberikan hasil yang jauh lebih baik dibandingkan yang tidak. Iya kan?

Guru Indonesia, silakan memilih, menciptakan PAKEM atau hanya mengajar tradisional saja?

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun