Pintu terbuka dengan tergesa-gesa, dan dua kakak kelas satu tahun di atasku masuk ke dalam ruang kelas dengan terbirit-birit. Setelah introduksi singkat, mereka menampilkan sebuah pertunjukan yang tidak akan pernah kulupakan. Mereka membawa sebuah
rubik's cube yang sudah diacak, dan salah satu dari mereka menutup pandangan yang lainnya dengan selembar kertas. Dalam hitungan detik,
rubik's cube tersebut yang warnanya tadi berantakan, sekarang telah rapi dengan warna yang homogen pada setiap sisi. Kedua kakak kelasku itu bernama Max dan Leo.
KEMBALI KE ARTIKEL