Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud Pilihan

Souw Beng Kong, Kapiten Tionghoa yang Dipercaya Belanda

24 November 2021   17:26 Diperbarui: 24 November 2021   18:19 490 3

Nama Souw Beng Kong pasti tidak familiar di telinga masyarakat Jakarta. Akan tetapi, sosok pria Tionghoa ini ternyata memiliki andil besar bagi kota yang di era Hindia Belanda disebut Batavia.

Caranya pun terbilang menarik. Pasalnya dia bukan melawan para pasukan Belanda melainkan dengan menjadi salah satu tokoh yang dipercaya para koloni bahkan oleh Gubernur Jenderal Jan Pieterszoon (JP) Coen.

Bagaimana bisa?

Jadi, sebelum hijrah ke Batavia, sebetulnya Souw Beng Kong sudah menetap di Banten. Kala itu, Banten dikenal sebagai kawasan dengan hasil bumi yang berkualitas.

Dan Souw Beng Kong sendiri juga dikenal sebagai saudagar hasil bumi tersebut. Selain saudagar, dirinya pun kerap kali dipercaya oleh para petani di Banten untuk menjadi negosiator bagi para petani yang akan menjual hasil bumi pedagang asing seperti Belanda, Inggris, dan Portugis.

Tak hanya dikalangan petani, nama Souw Beng Kong juga dikenal dan bahkan disukai oleh Kesultanan Banten. Hal ini lantaran ia melakukan transfer teknologi di sektor pertanian.

Disamping lihai dalam berdagang, ternyata Souw Beng Kong sendiri menjadi sosok yang mempunyai pengaruh besar bagi masyarakat Tionghoa. Kemampuannya itu rupanya dilirik dan membuat Gubernur Jenderal JP Coen tertarik untuk menjalin kerjasama dengannya.

Sayangnya Souw Beng Kong enggan. Pasalnya JP Coen sempat membuat perjanjian dengan Pangeran Jayakarta pada 1614 yang tidak menguntungkan masyarakat Tionghoa.

Dimana isinya adalah soal pelarangan bagi orang-orang Tionghoa membangun rumah di sekitar loji yang didirikan. Sontak saja itu membuat Belanda diboikot dan karena menyadari perjanjian tadi tidak menguntungkan maka JP Coen pun menghapusnya pada tahun 1619.

Diangkat sebagai kapiten Tionghoa pertama

Seiring berjalannya waktu, rupanya Kesultanan Banten membuat kesalahan yang sangat membuat kecewa masyarakat Tionghoa disana. Yakni pembongkaran rumah-rumah milik warga Tionghoa di pantai Banten. Buntutnya Souw Beng Kong mengajak dan memboyong serta 170 kepala keluarga untuk pindah ke Batavia.

Momen tersebut tentu dilihat JP Coen sebagai peluang menguntungkan. Sehingga ia mengangkat Souw Beng Kong menjadi kapiten Tionghoa pertama.

Setahun setelahnya, Souw Beng Kong pun diangkat sebagai dewan dalam College Van Schepenen. Berkat jabatan itu, dirinya pun memiliki kewenangan untuk menangkap orang Tionghoa yang dianggap bermasalah.

Tak cuma itu, dibawah kepimpinannya Kota Batavia pun kian berkembang. Di tahun 1619 hanya sekitar 400, sementara di tahun 1622 melonjak hingga mencapai 1.000 orang.

Kawasan Glodok pun berkembang pesat sebagai area perdagangan.
Jung-jung dari Tiongkok pun berhasil dialihkan dan merapat ke bandar Batavia.

Berkat jasanya dalam membangun Batavia, dirinya dihadiahi dua bidang kebun kelapa serta penjagaan untuk keamanan keluarganya yang dilakukan oleh tentara VOC.

Kembali ke Tiongkok

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun